Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartini & Mulan (Cermin sosok Ibu)

28 Desember 2015   02:29 Diperbarui: 28 Desember 2015   03:01 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Menjadi Kartini tidaklah mudah, menjadi Mulan Jameela bukanlah mudah, serta menjadi seorang wanita terlebih seorang Ibu tidaklah mudah.

Tanggal 22 Desember dipilih sebagai hari ibu, Ibu adalah perempuan tangguh yang mengandung 9 bulan, melahirkan dengan pertaruhan nyawa serta mendidik, membesarkan anak bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuh kesabaran dan kasih sayang. Ibu yang tetap tersenyum bangga melepas anaknya yang beranjak dewasa dan memilih dunianya sendiri. Ibu hanya melihat dari jauh tanpa mau mengganggu. Ibu hanya diam sabar ketika anak mengambek minta ini, itu dan merasa tak dimengerti. Dan dengan kelembutan ibu akan meluluhkan kembali hati anaknya.

Kartini

Berbicara tentang Ibu , tidak lepas dari sosok Ibu Kartini, perjalanan Kartini tidaklah mudah tetapi setidaknya ia sekarang bangga apa yang dicita-citakan tercapai. Sekarang banyak perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi sejajar dengan kaum laki-laki bahkan dalam urusan karir dan mengurus rumah tangga berjalan seimbang.

Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tetapi harus menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar karena dipingit oleh keinginan orang tuanya untuk segera menikah, tetapi dengan tekad bulat untuk mencapai cita citanya selalu membara. Kartini mulai mengembangkan cita-citanya dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama perempuannya, Keingintahuan yang sangat besar, dengan selalu membaca surat surat kabar, buku buku dan majalah eropa dari situlah terlintas ide untuk memajukan wanita wanita Indonesia dari segala keterbelakangan.

Setelah menikah cita-cita Kartini didukung oleh suaminya sehingga berdirilah sekolah wanita di Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Sekolah kartini didirikan oleh yayasan kartini, adapun yayasan Kartini sendiri didirikan oleh keluarga Van Deventer dan Tokoh Politik etis.

R.A Kartini meninggal sebagai seorang ibu pada tanggal 13 September 1904, ia melahirkan anak yang diberinama Singgih/RM Soesalit.


Mulan Jameela

Sosok ibu satu ini selalu menjadi sorotan di dunia sosial akibat keputusanya untuk mau dinikahi sirri oleh Ahmad Dhani. Dianggap sebagai perusak rumah tangga sahabatnya sendiri yakni Maia Estianty. Diam dihujat, meminta maafpun tetap dihujat. Apapun yang dilakukan Mulan Jameela akan selalu salah di mata haters.

“Mas Dhani bukan barang mati” Pernyataan Mulan ini adalah bentuk pembelaan akan rasa ketidakadilan yang ia terima. Ia ingin mempertanyakan kenapa dirinya yang selalu disalahkan, dicap perebut suami orang. Bahkan hal tersebut berimbas pada anak-anaknya yang kebetulan juga seorang perempuan. Kenapa masyarakat hanya melihat dari sisi keperempuanan. Bukan dari sisi kenapa lelakinya mau?

Mulan tentunya sadar menjadi perempuan tidaklah mudah, dalam tatanan masyarakat kita perempuan harus kuat meski bagaimanapun perempuan punya kodratnya sendiri, ia terbuat dari tulang rusuk kaum adam. Dalam kasus Mulan ini, mau diperistri oleh suaminya sahabatnya tentu akan membuat catatan hitam dalam hidupnya. Cap perusak rumah tangga sahabatnya sendiri mau tak mau harus ia terima sebagai bentuk hukuman sosial.

Merenungi perempuan Indonesia kita bisa menenggok film karya Riri Rizal, Dian Sastro dan Mira lesmana yang mengadaptasi salah satu lakon Mahabarata, yakni kisah Drupadi, dalam versi asli di India Drupadi bersuamikan kelima pandawa tetapi di Indonesia (Jawa) ditafsirkan hanya bersuami Yudistira. Film yang dibintangi Dian Sastro dan naskah dituli Laila S chodori tersebut mendapat kritik karena menampilkan versi asli, Drupadi bersuamikan lima pandawa.

Di Indonesia perempuan masih dibawah laki-laki. Masih banyak kasus-kasus tentang kekerasan terhadap perempuan yang takut dibawa kepermukaan untuk mendapat keadilan. Pada dasarnya laki-laki adalah iman/pemimpin rumah tangga. Dia berkewajiban membela dan memuliakan perempuan istrinya. Dan perempuan harus sadar akan kodratnya meski ia memiliki cita-cita tinggi dan ingin terbang bebas tetapi harus memiliki batas. Ia tetap Ibu bagi anak-anaknya serta seorang istri yang memiliki kewajiban mendampingi suaminya/iman dalam hidupnya.

Kartini dan Mulan Jameela adalah dua perempuan, seorang ibu tetapi memiliki cermin berbeda atas tindakan dan pilihan dalam hidupnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun