Kuldesak sampai dianggap sebagai “bapaknya” gerakan film independen di Indonesia. Proses pembuatan film ini pada tahun 1996 dilakukan secara underground dan tak terbelenggu oleh aturan produksi film Orde Baru.
Harry Surharadi, pemeran Budi mengaku proses pembuatannya sendiri sangat estafet, ketika ada rental kosong menyewakan kamera syuting lantas break bisa 15 hari atau sebulan. Awal ditawari ikut terlibat Harry sempat syok dan perlu menyakinkan terlebih dahulu orang-orang terdekat, kantor tempat dia bekerja untuk meminta ijin , karena pertimbangan peran yang ia mainkan adalah seorang homoseksual. “Ibu saya nonton gimana, tetangga-tengga dan teman-teman kantor? Jadi saya harus menjelaskan ke mereka dengan alasan demi kebangkitan perfilman Indonesia.”
“Bahkan saya mengajukan dua syarat kepada Nan Achnas, sang sutradara. Harus ada adegan ciuman dengan oppie, syarat kedua, adegan di bis harus one take karena saya tahu dengan kamera gede segambreng itu trus syuting di dalam bus, tahu sendiri jalanan gimana, pasti akan diulang-ulang nih”, ujar Harry ketika diskusi film kuldesak di Galeri Indonesia (27/6).
Semua talent dan semua yang terlibatkan dalam produksi film ini tanpa dibayar. Karena alasan itulah yang mendasari tidak di keluarkan dalam bentuk dvd atau tidak tayang di televisi.
Judul Kuldesak sendiri dipilih lewat obrolan-obrolan ringan, KULakukan DEngan terdeSAK. “film ini dibuat ketika Order Baru dimana kreatifitas masih dibatasi tak sebebas sekarang, seperti menjadi sutradara harus terlebih dahulu menjadi Asisten sutradara selama 10 kali, trus harus masuk organisasi Parfi, kita terdesak karena tak bisa disebut filmmaker dan disitu biaya pembuatan film mahal, tak punya duit, punya mimpi saja,” kenang Pemeran Budi yang mengaku tak berani menonton film debutnya tersebut.
[caption caption="Harry Surharadi, pemeran Budi ketika diskusi film kuldesak dengan muliva.com di Galeri Indonesia Kaya (27/6)"]
***
Foto-foto : Adegan film kuldesak
koleksi pribadi (Trie yas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H