Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Ironi Perilaku Masyarakat Saat Pandemi Meningkat

10 Juli 2021   00:23 Diperbarui: 10 Juli 2021   01:08 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Barista sedang menyeduh kopi. Sumber: Pixabay.com

Itu sebabnya di kampung jarang sekali ada warga yang memakai masker dalam keseharian mereka. Kadang ketaatan memakai masker justru menjadi sebuah keanehan diantara yang lain, yang akhirnya menjadi bahan candaan bahkan sinisme. Ironis sekali kondisi ini, merasakan kenyamanan dan keamanan yang semu, yang menjadi langgeng karena rasa "ewuh pakewuh" dan ketidakinginan berkonflik dengan sesama warga desa. Nyaman sesaat yang membawa ancaman kengerian dahsyat.

Dan benar, selang beberapa bulan kemudian, saya mendengar bahwa mulai ada warga tetangga kampung yang terpapar Covid-19 dan harus isolasi mandiri. Adapula warga yang terpapar karena lepas bepergian ke daerah lain dan akhirnya sakit semakin parah dan meninggal dunia.

Seorang teman bercerita bahwa tahun lalu mayoritas warga di daerah asalnya yaitu pesisir pantura Jawa Tengah juga tidak percaya bahwa Covid-19 bisa menjangkiti mereka yang mayoritas bekerja sebagai petani tambak dan petani sawah. Namun usai lebaran tahun ini rupanya korban mulai berjatuhan dan mitos bahwa petani tidak mempan terkena Covid-19 terpatahkan.

Petani tambak sedang menangkap ikan. Sumber: Kompas.com
Petani tambak sedang menangkap ikan. Sumber: Kompas.com

Perang melawan pandemi Covid-19 adalah perang jangka panjang yang membutuhkan daya tahan tubuh dan mental yang kuat.  Oleh karena itu tidak elok bila perilaku-perilaku sembrono masih ada dan dipertahankan dalam kehidupan masyarakat luas. 

Seperti negara-negara tetangga yang sudah berhasil memenangkan perang ini, semestinya kita meneladani pola pikir dan perilaku mereka demi kebaikan kita bersama.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun