Syaratnya adalah naik kelas 3 ke kelas 4 dan bersedia disunat saat libur panjang sebelum masuk tahun ajaran baru di kelas 4. Jadi HP baru tersebut adalah hadiah sunat dan naik kelas.
Hal ini menjadi solusi ketika anak menginginkan sesuatu, tetapi bukan benar-benar membutuhkannya.Â
Saya menilai ia menginginkan HP karena lebih kepada ingin bermain game online, daripada sebagai sarana belajar. Sesuatu yang wajar karena namanya anak tentu masih kekanak-kanakan.
Kesepakatan bahwa anak menerima HP baru saat naik kelas 4 dan sebagai hadiah sunat, tentu diiringi dengan narasi dialog bahwa saat ini untuk pembelajaran daring akan memakai HP milik mama.Â
Belajar itu penting maka mama akan meminjamkan HP-nya untuk dipakai adik belajar bersama guru.
Jika adik sudah naik kelas 4 dan sudah disunat, maka mama-papa akan memberikan hadiah HP baru yang boleh dimiliki sendiri, tetapi dengan kesepakatan orang tua.Â
Sebuah pelajaran bahwa ada hal-hal yang penting yang harus diselesaikan namun tidak harus dilakukan sendiri, atau harus dimiliki sendiri, atau diupayakan sendiri. Hal seperti ini bisa dengan peran pengganti atau bantuan pihak lain.
Demikianlah sekelumit hal-hal praktis sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita pakai untuk memelajarkan anak agar mampu menentukan prioritas dan mengambil tindakan yang diperlukan. Anak menjadi terbiasa memutuskan secara mandiri apapun yang dihadapinya setiap saat, sekarang dan sampai ke masa dewasa nanti.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
***
Rujukan: