Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah Yahudi dan Paskah Kristen; Dimerdekakan untuk Lebih Mengasihi Sesama

2 April 2021   12:46 Diperbarui: 2 April 2021   13:11 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan Kristus di kayu salib juga bermakna dimatikannya bentuk-bentuk kehidupan yang diperbudak oleh dosa. Sedangkan kebangkitannya dari antara orang mati selain bukti dari keillahian-Nya juga sebagai lambang dari bangkitnya hidup baru yang merdeka dari penindasan dan perbudakan dosa.

Ketika jiwa ini telah dibebaskan dari penindasan dan perbudakan dosa, maka saat itulah terjadi kembali hubungan erat antara umat dan Tuhannya, antara penyembah dengan yang disembah. 

Sehingga rahmat Illahi turun dalam kedamaian bagi semua orang di bumi yang mau menerimanya. Untuk menata kembali kehidupan masing-masing dengan baik, memberikan ruang kepada pribadi maupun kelompok dengan seimbang. 

Menjalani kehidupan ini dengan sudut pandang yang berbeda, bukan dunia ini milikku semata, tetapi dunia ini milik Sang Pencipta yang harus dirawat dan dikelola bersama-sama  sebagai bentuk ucapan syukur dan terimakasih. Maka hidup bersama dengan berbagai orang yang berbeda etnis, agama, dan pandangan politis bukanlah sebuah hal yang harus dibenci.

Namun ditata dan diatur bersama agar setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kebermanfaatan dirinya dan tanggungjawab sosialnya.

Maka di masa pandemi yang berkepanjangan ini, dimana banyak orang menjadi susah hidupnya, terlilit masalah ekonomi karena PHK maupun gagalnya usaha, terjebak dalam kejatuhan moral, dan kehilangan semangat hidup, Paskah mengajak kita untuk merefleksi diri. 

Demikian pula dengan berbagai aksi kekerasan, persekusi, pemaksaan kehendak, intimidasi dan teror bom yang dilakukan orang-orang tertentu, Paskah mengajak kita untuk merefleksikan diri. 

Merefleksi diri sejauh mana kita sudah melewati semua kesusahan hidup ini, namun tetap hidup. Merefleksi bahwa saat ini kita masih ada, eksis, hidup, adalah semata-mata karena anugerah Illahi yang memampukan kita untuk melewati semuanya. 

Pengorbanan Yesus Kristus Sang Domba Paskah menjadi bukti sebuah kepedulian untuk menyelamatkan manusia yang mau menerima-Nya. Bukti bahwa anugerah keselamatan Illahi tidaklah disimpan dilangit yang jauh disana sehingga susah diraih, tidak pula untuk kenikmatan diri sendiri,  tetapi untuk dibagikan kepada orang lain yang mau percaya.

Kita hidup bersama dengan semua orang di muka bumi ini, maka semangat kepedulian, dalam aksi berbagi, mau memperhatikan, mau memberi, dan berbagai kebaikan-kebaikan lainnya hendaklah menggelora di dalam hati. 

Dengan demikian rahmat Illahi turun melalui semua kebaikan itu, membawa damai dan keseimbangan di muka bumi yang semakin tua ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun