Anda tidak bisa mengajarkan budaya. Anda harus menghidupkannya, mengalami, membagi, dan menunjukkannya. #Brent Harris
Untuk menjadi perusahaan yang kuat dan mampu bertahan lama maka diperlukan Budaya Perusahaan yang tepat. Biasanya pendiri perusahaan merumuskan Budaya Perusahaan  sebagai  saripati atas perenungan mendalam  berbagai pengalaman jatuh bangun memimpin perusahaan dan visi ke depan yang dihidupinya.Â
Budaya perusahaan tercermin dalam cara kerja, itu sebabnya sebagian orang menyebutnya sebagai budaya kerja, selain itu budaya perusahaan juga dikenal sebagai budaya organisasi. Perusahaan memerlukan nilai-nilai yang menjadi kompas atau arah pedoman dalam menjalankan operasional kesehariannya.Â
Lihatlah perusahaan yang telah berusia lebih dari 100 tahun, tentunya mereka memiliki serangkaian nilai-nilai yang tersusun menjadi praktik cara hidup dan cara kerja setiap karyawan di dalamnya sehingga menjadi sebuah budaya yang permanen di dalam perusahaan tersebut.
Baca: Perusahaan nasional yang berusia diatas 100 tahun
Budaya kerja atau budaya perusahaan yang terus dihidupi (baca: diyakini dan dilakukan terus-terus) akan menjadi ruh yang menghidupkan perusahaan dalam waktu lama, bahkan sangat lama. Tentu ini adalah harapan founding father dari perusahaan tersebut dan semua karyawan yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan yang dirintisnya dari kecil.Â
Maka menjadi refleksi menarik ketika kita bertanya pada diri sendiri, "Apakah tempat kerja saya sudah memiliki Budaya Perusahaan?". Dan mencoba untuk menemukan petunjuk arah yang lebih jelas dalam sebuah pemikiran, "Dalam bentuk apa Budaya Perusahaan itu dinyatakan?"
Baca: Sorak Pramuniaga Cerminan Budaya Perusahaan
Peran individu-individu yang berada di dalam perusahaan menjadi sangat vital untuk memastikan  budaya perusahaan terimplementasi dengan baik. Sekali lagi budaya perusahaan tersusun dari serangkaian nilai-nilai yang diyakini oleh perusahaan, sedangkan setiap individu tentu juga memiliki nilai-nilai pribadi yang diperolehnya dari pendidikan, pengalaman hidup, agama, atau dari kultur keluarga.Â
Oleh karena itu dalam konteks perusahaan, setiap karyawan baik level eksekutif maupun level operasional harus menyesuaikan tata nilai pribadinya ke dalam budaya perusahaan tersebut.