Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu Daerah Ngehits di Kalangan Milenial, Lanjutkan ke Internasional.

7 September 2019   22:06 Diperbarui: 12 September 2019   20:29 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi konser musik (sumber:liputan6.com)

Diah staf purchasing di sebuah perusahaan swasta nasional yang juga masih mahasiswi UT semester 5 jurusan manajemen mengatakan bahwa anak muda jaman sekarang sudah bosan dengan lagu ber-genre jazz, K-Pop, rock yang sangat biasa mereka dengar dan lihat. Sekarang mereka lebih suka lagu-lagu yang engga mainstream.

Awalnya Diah ngga begitu ngerti dengan syair-syairnya, namun karena genre musiknya asyik dan teman-temannya pada suka, akhirnya iapun menjadi suka juga.

Berbeda dengan Diah, ada Ambar professional muda alumni UGM yang juga sangat menyukai lagu-lagu Mas Didi, sambil tersenyum simpul ia mengatakan bahwa Didi Kempot adalah "Godfather of Broken Heart", lirik-lirik lagu yang ditawarkan sangat menyentuh hati, kalau boleh dikatakan jujur mewakili perasaan para fans.

Memang betul selain lekat dengan sebutan "Godfather of Broken Heart", Mas Didi ini juga memiliki fans club  anak-anak milenial yang sangat loyal, mereka eksis dengan nama "The Sad Boys" dan "The Sad Girls" dan memiliki salam nasional mereka sendiri yaitu "Salam Ambyaar..". Walau ada kata "sad" dan "ambyar" (ambyar artinya pecah berantakan berkeping-keping) sejatinya mereka adalah milenial yang dinamis, kreatif, dan bahagia dengan dunianya.

Sebenarnya sudah lama Ambar suka dengan lagu-lagu itu tapi dulu kan belum nge-trend jadi masih malu-malu, nah sekarang banyak teman-teman kawula muda yang suka, jadi ngga malu-malu lagi untuk ikut eksis.

Galih mahasiswa semester 3 Universitas AMIKOM mengakui bahwa genre dan makna lagu-lagu tersebut sesuai dengan perasaan, apalagi sekarang YouTube banyak menjadi terminal tujuan para mahasiswa khususnya yang suka berkreasi dengan membuat berbagai konten yang menarik dan anti mainstream. Menurut Galih sekarang ini dengan viewers 1000an orang dan beberapa subscriber aja sudah bisa menghasilkan uang.

Zetta, mahasiswa baru UMY adalah generasi paling now yang saya interview, senada dengan Galih ia mengatakan bahwa yang membuat mereka suka dengan lagu jaman old tersebut karena syairnya memiliki makna yang sering dirasakan anak jaman sekarang, "galau", "patah hati", dan lain-lain. Karena banyaknya anak gen milenial yang mengurusi cinta-cintaan jadinya banyak yang suka lagu itu.

Akhirnya  semakin sering dicover banyak penyanyi yang sama-sama gen milenial, klop deh. Apalagi jaman sekarang gen milenial dimanjakan dengan gadget  dan internet, butuh apapun internet dan gadget menjadi andalan, sehingga mereka yang suka dengan video, vlog, akhirnya bisa dengan mudah menikmati lagu-lagu tersebut.

Dari pengalaman Zetta yang baru beberapa minggu menjadi MABA, ternyata lagu-lagu Didi Kempot juga disukai oleh teman-temannya sesama MABA yang berasal dari etnis/suku yang  berbeda, dari Lampung, Kalimantan, bahkan diantara mereka  ada yang sampai hafal banget lirik lagunya.

Empat mahasiswa mewakili generasi millenial memiliki jawaban yang hampi-hampir mirip satu dengan yang lain.  Sekarang mari kita runut sejak kapan lagu daerah ini kembali naik daun?

Sejauh yang saya amati, kehadiran penyanyi dangdut milenial yang mampu memadukan dangdut dengan K-Pop telah berhasil menarik perhatian sebagian besar generasi sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun