Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggagas Pendekatan Baru dalam Menciptakan Generasi Anti Bullying

7 Oktober 2023   12:42 Diperbarui: 7 Oktober 2023   15:52 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber; Doc UNICEF-Bullying In Indonesia: Fact, Solution and Recomendation

 

Definisi, Jenis dan Sejarah Bullying di Lingkungan Sekolah

Bullying secara istilah diartikan sebagai segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Perilaku Bullying dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yakni bullying verbal berupa ejekan dan hinaan, bullying fisik berupa pukulan, tendangan dan lain-lain, bullying sosial berupa pengucilan dari lingkungan sosialnya dan cyber bullying yakni berupa hinaan, pencemaran nama baik dan tuduhan melalui media virtual.

Sebagian orang berpendapat bahwa perilaku bullying telah ada sejak lama. Penulis sendiri belum menemukan literatur yang menjelaskan sejak kapan perilaku bullying itu ada. Adapun literatur terkait fenomena bullying yang terjadi di sekolah pertama kali ditulis oleh Olweus pada tahun 1973 dalam karyanya, "Forskning om skolmohabbning" yang diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi Aggression in Schools: Bullies and Whipping Boys.

Dalam karyanya tersebut Olweus menyoroti perundungan yang terjadi di sekolah-sekolah di wilayah Skandinavia.

"Here, bullying or "mobbing" was defined in terms of physical and verbal behaviours, although Olweus explicitly rejected the "mobbing" label (which implies group bullying), since much bullying appeared to be by one person."

Berangkat dari karyanya tersebut Olweus kemudian mengembangkan self report questionnaire untuk mengukur perilaku bullying. Selanjutnya bersamaan dengan kampanye anti bullying di Norwegia pada tahun 1983, Olweus mengembangkan school based Intervention program dengan salah satu program utamanya yaitu Olweus Bullying Prevention Program (1983-1985). Laporan menyebutkan bahwa program yang digagas Olweus berhasil mengurangi 50% perilaku bullying dan menginspirasi penelitian-penelitian serupa di kemudian hari.

 

Lingkaran Setan Budaya Perundungan

Penulis masih ingat betul, belasan tahun lalu ada acara televisi Smackdown yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi dan digemari oleh banyak masyarakat baik dewasa maupun anak-anak. Hampir setiap hari masyarakat disuguhkan adegan demi adegan kekerasan melalui tayangan tersebut hingga akhirnya tidak sedikit anak-anak yang meniru dan melakukan perundungan pada orang lain. Sayangnya pemerintah terlambat sadar akan bahaya tayangan tersebut, hingga akhirnya seorang anak berusia 5 tahun keburu wafat akibat dibanting dan dipiting oleh teman mainnya sebab menirukan adegan SmackDown.

Ibarat virus, perundungan atau bullying seakan sulit sekali hilang dari bangsa ini. Hal tersebut dikarenakan unsur-unsur kekerasan senantiasa dipertontonkan dan diperdengarkan melalui media-media yang ada. Jika belasan tahun lalu musuh kita hanya televisi dan radio, kini adegan-adegan kekerasan mudah diakses oleh buah hati dan siswa-siswi kita melalui perangkat yang ada di genggaman mereka. Media penyampai kekerasan pun beragam, ada yang melalui film, podcast, reality show maupun game online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun