Yang kedua; setelah seorang anak memahami identitas dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, maka untuk menjaga kehormatan serta fitrah dari identitas tersebut perlu diajarkan adab-adab sebagaimana tuntutan Rasulullah yaitu antara lain;
- Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan anak perempuan
( )
Artinya: "Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat pada umur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika umur 10 tahun bila meninggalkan shalat, dan pisahkanlah tempat tidur mereka" (HR. Abu Daud).
- Tidak diperbolehkan tidur dalam selimut yang sama walaupun sesama jenis
Rasulullah SAW bersabda: Laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain dan perempan tidak boleh melihat aurat perempuan lain. Dan laki-laki tidak boleh tidur bersama laki-laki lain dalam satu selimut, dan perempuan tidak boleh tidur dengan perempuan lain dalam satu selimut.
(HR Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Turmudzi)
- Meminta izin jika ingin masuk ke kamar orangtua atau orang dewasa lainnya (Qur'an Surat An Nur ayat 58-60
- Adab beristinja yaitu adab untuk membersihkan alat kelamin dengan sebaik-baiknya.
(. )
Artinya: "Dari Qatadah r.a. beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian buang air kecil, maka janganlah dia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya. Dan apabila dia pergi untuk buang air besar, maka janganlah dia beristinja dengan tangan kanannya, dan kalau minum, maka janganlah minum dengan satu kali nafas" (Mutafaq Alaih).
- Berikutnya yaitu adab dalam pergaulan, seorang anak sebaiknya diajarkan batasan-batasan dalam pergaulan antar sesama dan juga lawan jenis.
- Selain anandanya, para orangtua juga diharuskan memahami adab khususnya adab pada saat ingin melakukan hubungan seksual dengan pasangannya yaitu sebaiknya tidak dilakukan di tempat dimana anak-anak berada.
Yang ketiga; Tahapan berikutnya dari tahapan-tahapan pendidikan seksual dalam Islam yaitu hendaknya orangtua atau guru selalu menasehati anak-anak agar memiliki sifat malu. Karna sifat malu merupakan bagian dari iman. "Al hayya minal iman.." begitu kata Rasulullah.
Setelah seorang anak atau siswa melalui tahapan-tahapan di atas, memahami identitas diri, tahu batasan aurat, paham adab-adab dalam pergaulan, memiliki sifat malu yang dengannya ia bisa menjaga kehormatan dirinya, barulah setelah itu dia diberikan pemahaman akan realitas penyimpangan-penyimpangan seksual yang terjadi di dunia dewasa ini.