Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanti Aksi Mba Rara "Sang Pawang Hujan" Menggeser Harga Minyak Goreng

21 Maret 2022   13:51 Diperbarui: 21 Maret 2022   13:58 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar; Mba Rara saat melakukan ritual di Mandalika (sumber; Twitter/MotoGP)

Sementara itu, dalam tradisi Jawa profesi pawang hujan lebih mengedepankan hitung-hitungan primbon. Pawang hujan dalam tradisi jawa lebih dipercayai sebagai kemampuan kolektif bukannya perseorangan, jadi siapapun bisa menghalau hujan asalkan tau caranya. 

Cara yang dilakukan pun bermacam-macam, ada yang melempar celana dalam perempuan ke atas genteng, menaburkan garam sampai membuat tusukan-tusukan yang berisi cabai kering dan bawang. 

Selain itu tidak ada ritual khusus yang dilakukan pada hari H kegiatan atau perayaan. Pawang hujan di wilayah Jawa umumnya adalah tokoh adat atau sesepuh yang dihormati, beliau tidak perlu hadir di lokasi pada saat hari kegiatan karna dipercaya dapat mengatur cuaca dari jarak jauh. 

Di Bali sendiri, prosesi menggeser hujan dikenal dengan istilah nerang hujan. Kemampuan nerang hujan diajarkan turun temurun oleh orang-orang terdahulu.

Seiring berkembangnya zaman dan meningkat pesatnya teknologi, peran pawang hujan masih tetap mendapatkan porsinya di berbagai kalangan masyarakat umum ataupun pejabat pemerintah. 

Buktinya jasa pawang hujan masih tetap digunakan dalam agenda-agenda pemerintahan seperti peresmian insfratruktur, perayaan hari besar nasional dan lain-lain. 

Meskipun demikian pawang hujan juga tidak pernah "mematok" tarif untuk setiap aksinya karna menurut kepercayaan mereka jika mereka menentukan tarif maka kemampuan mereka dalam menghalau hujan akan dicabut.

Fenomena Mba Rara dan Rusaknya Logika Masyarakat.

Raut wajah Mba Rara nampak sumringah. Aksinya menghalau air hujan di sirkuit Mandalika membuahkan hasil, hujan pun perlahan-lahan berhenti dan balapan kembali dilanjutkan. 

Awalnya wanita kelahiran Jayapura 38 tahun yang lalu itu sempat kesulitan karna tidak mendapatkan akses masuk ke lintasan. Panitia yang notabene adalah orang asing tidak tahu maksud dan alasan Mba Rara meminta masuk ke lintasan. 

Akhirnya dengan bantuan panitia dari pihak Indonesia maka akses untuk Mba Rara pun dibuka. Seketika saja ia langsung menuju aspal lalu melakukan ritual seolah-olah tempat tersebut adalah altar sembahyangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun