Â
_Jejak Kaki di Jiran Negri_
Pagi itu tepat jam 05.30 saya bersama rombongan sudah tiba di Bandara Soetta, setelah check in bagasi kami pun menyempatkan diri untuk sholat subuh terlebih dahulu sambil menunggu pesawat ready. Selepas sholat subuh saya pun kembali ruang tunggu penumpang, selang beberapa menit kemudian suara pengumuman terdengar dari speaker bandara bahwa pesawat yang akan saya tumpangi telah siap untuk take off.Â
Saya berserta rombongan pun bergegas menuju ke pesawat, fajar mulai terlihat dari balik kaca koridor bandara. Sesampainya di pesawat saya langsung mencari tempat duduk sesuai nomor yang tertera di tiket. Beruntung saya mendapatkan kursi di pinggir jendela sehingga bisa melihat pemandangan pagi itu.
*Why Singapore?*
Kala itu saya bersama beberapa guru mendapatkan kesempatan untuk studi banding ke Singapura, kenapa Singapura? Karna ia merupakan negara dengan kualitas pendidikan terbaik di Asia setelah Jepang dan Korea Selatan. Bahkan di tahun saya berkunjung, kualitas pendidikan di Singapura sempat menyalip negara Finlandia sebagai juara bertahan.Â
Sebelum saya ke sana, hal yang saya ketahui tentang Singapura hanyalah kebersihan dan keteraturan masyarakatnya saja. Lalu saya berfikir, masyarakat yang teratur dan menjaga kebersihan tersebut tentunya adalah buah dari pendidikan dan pengajaran diselenggarakan di negara tersebut. Dan Alhamdulillah akhirnya saya pun mendapatkan kesempatan untuk hadir dan belajar secara langsung.
Lalu filsafat eksistensialisme yaitu agar para peserta didik memahami makna dari eksistensi mereka. Dan terakhir adalah filsafat rekonstruksionalis yang menyamakan antara pendidikan dengan reformasi sosial sehingga pemerintah yakin bahwa pendidikan adalah jalan satu-satunya untuk membentuk budaya sosial di masyarakat.
Pemerintah Singapura meyakini bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membantu generasi muda menjadi manusia seutuhnya di semua segi kehidupan.Â