Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meski Pantai Pangandaran Itu Indah, Sayang Saya Gagal Terus Membuktikan Keindahannya

27 April 2023   15:28 Diperbarui: 27 April 2023   15:36 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan pantai favorit sudah pasti saya akan sebut Pangandaran.


Salah satu pantai primadona di Jawa Barat karena selalu jadi tujuan turis lokal dan dijadikan paket wisata yang ditawarkan travel.

Sejak lama saya ingin sekali ke Pangandaran. Membayangkan deburan ombak yang menyapa bebatuan pantai.

Lalu pasir putih seolah tergelar menyambut kaki-kaki ini.

Sejauh mata memandang hamparan laut nan membiru milik Pangandaran memanjakan mata saya.

Namun tahukah bahwa itu baru sekedar khayalan saja? Hingga detik ini saya belum pernah mengunjungi Pangandaran.

Sengaja pergi bersama keluarga belum ada dalam daftar rencana karena keterbatasan dana.

Namun semesta nyaris dua kali memberi kesempatan saya untuk pergi ke Pangandaran.

Namun dua-duanya kandas dan tak membuat saya sampai ke Pangandaran.

Saya cerita ya penyebabnya jadi gini di tahun 2009 saya nyaris ikut rombongan sekolah tempat saya bekerja untuk ikut pariwisata ke Pangandaran.

Namun esok harinya menjelang pergi, wakil kepala sekolah, Pak Dicky namanya yang mengkoordinir wisata ke Pangandaran tiba-tiba memanggil saya secara khusus.

Beliau meminta saya mengurungkan niat untuk pergi ke Pangandaran.

Alasannya karena pada saat itu saya sedang hamil 5 bulan.

Menurut beliau terlalu riskan bagi saya, seorang ibu hamil ikut ke pantai. Demi keselamatan saya.

Meskipun sedih, saya menerima apa yang dikatakan Pak Dicky tersebut.

Tak dinyana 10 tahun kemudian , tahun 2019 sekolah tempat saya mengajar dulu mengadakan lagi wisata ke Pangandaran.

Sayangnya saya sudah tak bekerja di sana. Namun suami saya mengajar di sana sehingga peluang untuk ke Pangandaran terbuka lebar.

Apakah saya berhasi menuju Pangandaran kali ini? jawabannya tidak. Tahun 2019 , si bungsu, anak saya baru saja berusia 1 tahun.

Menjadi riskan jika membawa si bungsu ke sana.

Namun Pak Dicky, Sang Wakil Kepala Sekolah meminta Anak cikal saya, yang dulu masih dalam kandungan saat wisata perdana ke Pangandaran untuk ikut.

Kembali saya melewatkan kesempatan untuk ke Pangandaran.

Hanya kali ini saya dapatkan kiriman foto keindahan Pangandaran dari Suami dan anak saya.

Cukup terhiburlah walau saya tak ikut karena sudah di wakili oleh anak saya.

Namun terselip kisah sedih setelah itu karena tak lama setelah ke Pangandaran Pak Dicky sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.

Seolah almarhum menunaikan permintaan maaf karena dulu tak mengijinkan saya untuk pergi ke Pangandaran nyata adanya.

Apakah setelah itu kembali sekolah pergi Ke Pangandaran? Ya, namun kali ini suami saya sudah resign dari sekolah tersebut sehingga hilanglah kesempatan saya untuk ke Pangandaran.

Jadi sebagai pantai Favorit, Pangandaran masih menjadi tempat impian hingga saya baru ceritakan "katanya Indah"

Semoga ke depan saya ada kesempatan mengunjungi Pangandaran bersama keluarga.

Kalau kesampaian, saya akan ceritakan keindahan Pangandaran yang selama ini baru khayalan ya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun