Assalamualaikun W.wb
Alhamdulillah hari ini di hari 14 Ramadan kita masih dipertemukan dalam keadaan sehat wala'afiat tanpa kekurangan apapun juga.
Salawat serta salam semoga selaku dilimpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW.
Pada tulisan kali ini ijinkan dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya akan coba  membahas  tentang anjuran untuk menghilangkan perasaan suka atau benci berlebihan kepada orang lain.
Kita, terutama wanita dikarunia kadar rasa berlebihan. Kalau lagi sebel sama orang,maka kadar sebelnya berlebihan.
Bawaan bibir untuk terus mengomentari tak terhindarkan. Apa yang dilakukannya selalu terlihat salah dimata kita.  Bertemupun bawaanya  pengen  buang muka.
Begitupun kalau sedang menyukai seseorang atau sesuatu maka wanita juga suka gelap mata. Apapun yang dilakukan orang yang disukai terlihatnya mengagumkan.
Tak sadar kalau benar-benar menggemari kita suka tak perduli akan kejelekan yang dia lakukan pokoknya di mata kita dia ok dan sempuna.
Suka boleh ,benci juga silahkan karena itu adalah fitrahnya manusia. Namun yang dilarang adalah jika kadar perasaannya sudah berlebihan.
Mengapa kita bisa membenci seseorang?alasannya mungkin karena sebelumnya orang tersebut menyakiti kita. Bikan sekali misalnua tapi berkali-kali hingga awalnya merasa sedih lalu kita menjadi benci.
Pikir ulanglah  perasaan benci itu. Berbaik sangkalah bahwa orang yang menyakiti kita utu mungkin tak sengaja, atau tidak tahu.
Bisa jadi dia tak menyadari kesalahannya atau mungkin ada miss konunikasi antara kita dengan dia yang menyebabkan kesalah fahaman.
Nabi Muhammad SAW melalui akhlak terpujinya pernah mencontohkan untuk tetap baik pada orang yang menyakiti dan tidak usah memelihara rasa benci.
Seperti di kisahkan di jaman Nabi Muhammad SAW, diceritaka ada seorang lelaki yang begitu membenci Nabi. Setiap hari Nabi dilempari kotoran hewan saat lewat. Namun Nabi selalu tersenyum dan tak marah.
Suatu hari saat lewat kembali di jalan yang sama, Nabi tak lagi dilempari. Nabi malah heran dan mencari informasi kemana pelempar kotoran iti. Begitu mendapat informasi bahwa si pelempar itu sakit,Nabi segera menjenguknya.
 Atas ketulusan Nabi Muhammad pelempar utupun akhirnya menyadari kesalahannya dan memeluk islam.
Jangan pupuk kebencian . Jika dia menyakiti kita,jangan lakukan hal yang sama padanya. Hentikan rantai kebencian itu.Â
Semisal  nih ada anak yang membencib benci Ayanya karena menelantarkan si anak saat kecil.Â
Ayahnya memang  salah,tapibkalau anak itu juga membencinya dan dendam ,maka diapun akan melakukan kesalahan yang sama seperti ayahnya.
Apapun yang menyebabkan Ayah menginggalkannya ,itu pasti ada alasannya. Bisa jadi dia tak menyadari bahwa apa yang dia lakukan ternyata menyakiti. Memaafkan dan menerima Ayahnya adalah pilihan terbaik.Â
Begitupun kalau kita menyukai seseorang. Kurangilah  kadar suka kita. Karena orang tersebut tak selamanya sempurna.
Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Alloh semata. Jika kita terlalu suka  bisa jadi kita akan kecewa berat ketika dia tak sesuai dengan harapan kita.
Kesukaan kita akan sesuatu atau seseorang bisa jadi membawa keburukan namun kita tidak menyadari.Â
Menonton drakor hingga begadang karena penasaran akan akhir ceritanya itu berlebihan.Â
Mata ngantuk ditahan demi episode ksayangan itu berlebihan,apalagi sebagai emak-emak besok kita harus mempersiapkan sahur untu anak-anak dan suami.
Belum lagi perasaan baper yang dihasilkan dari nonton semalaman. Ketika kemudian
 mengubah sudut  pandang pada pasangan gara-gara mendalami drakor kisah perselingkuhan yang sedang naik daun kan bahaya juga.
Semua harus diatur kadarnya karena firman Alloh dalam surat Al-Baqarah ayait 216 yang menyatakan..
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". Â Â
Sekian siraman rohani dari saya ,emak-emak berdaster. Semoga apa yang saya sampaikan ada guna dan manfaatnya bagi kita semua.
Sekian , wassalamualaikum warohmatulkohi wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H