Ini bukan tulisan ilmiah. Ini hasil pengamatan saya saja. Pengamatan pada suami. Libur nyaris sebulan membuatnya mati gaya.
Dia tak terlalu berminat mengambil jatah kerja rumah tangga . Dianggap kurang menantang katanya. Â Masak aja dia ogah. Alasan lainya,kasian kalau saya nganggur nanti tambah tumbuh ke samping. Paling lumayanlah diminta menjaga anak kalau saya harus masak. Atau menjadi guru privat bagi si cikal dan si tengah.
 ika waktu masih tersisa dan pekerjaan tadi selesai maka kemudian pekerjaan selanjutnya memetik gitar. Apapun dia lakukan untuk membunuh waktu. Dia akan asyik dikamar sendiri,kemudian keluar untuk makan dan jika sudah bosan.
Dia seperti mati gaya jika hanya berdiam diri saja. Sepertinya otaknya harus terus diajak berpikir dan tak bisa hanya haha hihi bersama saya sepanjang waktu.
Bisa dipahami sih. Pria pergi bekerja nyaris seharian. Pergi pagi pulang kadang malam. Waktu bersama keluarga hanya sebentar hingga terasa begitu berkualitas. Ketika durasi enggak ngapa- ngapainya begitu panjang,ternyata dia seperti kebingungan.
Mungkin memang karena pria tercipta untuk bekerja di luar . Mengeluarkan tenaga dan pikiran demi menyelesaikan tugas ditempat kerja. Mentutaskan pekerjaan yang diminta semua seperti sudah terprogram di otaknya.Â
Saya sih memilih membiarkan. Bagaimanapun dia terbiasa dengan pola itu. Toh kalau sudah bosan dia bergabung juga bersama keluarga.
Konon katanya pria itu masih memiliki jiwa anak-anak yang terperangkap di dalamnya. Jadi biarkan saja dia dengan dunianya. Laksana karet lepaskan dia sejauh mungkin dia mau,nanti juga dia pasti kembali.
Memprotesnya sama saja cari ribut. Memintanya membantu saya, itu namanya membuka medan perang. Mungkin dia akan melakukan apa yang kita minta,tapi belum tentu sepenuh jiwa. Justru dengan membiarkan dia melakukan fesyennya ,pada saat dia rehat,kualitas nya terasa.
Selamat menikmati liburan hai priaku.
***
Di balik daster kebangsaan yang sudah berusia 5 tahun,selesailah satu tulisan ringan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H