"Nanti Minggu kita nengok Kumunya ya..kata pemiliknya Miyu boleh nengok Kumu kapan-kapan."
Mendengar kalimat terakhir, Miyu melepaskan pelukannya. Dia tersenyum karena senang masih bisa bertemu Kumu.
Perasaan kehilangan itu memang tidak enak. Seharian ini Miyu merasa ada yang tak lengkap dalam rumahnya. Tidur siangpun terlewatkan karena tak ada Kumu yang menenami.
Untuk mengurangi rindunya,Miyupun memainkan bola kecil yang biasa Kumu kejar. Juga Miyu mengerak-gerakkan tali yang ujungnya di ikatkan kertas untuk menggoda Kumu. Biasanya Kumu akan bergerak lincah mengikutinya.
Mama dan Papanya yang ikut sedih melihat kondisi Miyu akhirnya berpura-pura jadi Kumu agar Miyu bisa terhibur. Â Bola yang dilempar segera dikejar oleh Papanya dengan gaya merangkak. Tali yang digerakkan diburu Mamanya,juga dengan gaya kucing. Miyupun akhirnya tertawa .
Yang berat ketika malam tiba. Rasanya sulit sekali memejamkan mata. Berkali-kali matanya terbuka dan berharap Kumu ada di sampingnya.
Dua hari berlalu. Miyu belum juga bisa melupakan Kumu. Rencananya nanti sore Mamanya akan mengantarkannya  menemui Kumu.
Ini minggu. Miyu sudah duduk di depan tv sedari pagi. Namun matanya tak mampu menikmati tayangan film kartun seperti biasanya. Dia kembali ingat Kumu.
Entah mengapa kemudian saat membayangkan Kumu ada dipeluknya, tiba-tiba suara Kumu terdengar jelas . Ah,khayalannya rasanya sudah tinggi hingga suara Kumu begitu nyata. Miyu mengusap mukanya berharap bisa menghilangkan suara Kumu yang kian keras dari arah pintu.
"Miyuuu! Sini Nak!"
Tiba-tiba suara Kumu berganti suara Mama.