Demi hobi,apapun di jalani. Begitupun dengan Kakak ipar saya. Entah dari kapan ,tepatnya dia suka memelihara burung. Yang pasti setelah saya menikah dengan adiknya,saya tahu dia pecinta burung.
Namun sebetulnya bukan hanya itu yang saya tahu darinya. Selain pemelihara burung,Kakak ipar saya ini memiliki hobi lain yaitu melukis. Selain sebagai hobi,melukis juga kemudian dia jadikan sumber mata  pencaharian. Kelihaiannya melukis pada objek kaca ,membuatnya bertahun-tahun bekerja hingga ke luar kota.
Beberapa tahun yang lalu,kakak ipar saya ini akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai pelukis kaca. Entah mungkin karena lelah harus berangkat terus keluar kota, entah karena bosan mengerjakan itu-itu juga. Atau mungkin sudah enggan berpisah dengan burung-burung peliharaanya dan tak enak juga menitipkan terus pada Ayah dan Ibunya.
Setahun dua tahun dia tak ada kerja. Sementara uang yang dia tabung saat bekerja pelan-pelan tergerus oleh kebutuhan dia sehari-hari dan kebutuhan burung-burung peliharaannya. Seminggu sekali pastilah dia harus membeli pakan mereka.
Sebelum uang di tangan benar-benar habis,entah ide dari mana,dia memutuskan untuk membuka warung. Tentu saja suami dan mertua memberi ide padanya tentang apa yang akan dijualnya. Namun, tanpa kita duga,ternyata yang dia jual adalah,pakan burung.Â
Sepertinya dia berpikir sambil menyelam minum air, dengan berjualan pakan burung maka dia mendapat untung,dan burung-burungnya takan kekurangan gizi.
Awal membuka warung tentu tak mudah mengais rupiah,maklum warung pakan burung kan tak umum,tak seperti warung sayur. Pembelinya sudah dipastikan para pecinta burung seperti dia.
Dasar pelukis, tangannya yang terbiasa bermain cantik untuk melahirkan karya ternyata minta dimainkan. Akhirnya dinding-dinding warung dia jadikan kanvas. Objek burung tentu saja jadi lukisan pertama. Karena ada pakan untuk ayam dan ikan,maka ikan dan ayampun menjadi lukisan selanjutnya.
Setelah beberapa bulan ,warung pakan burung ini mulai dikenal. Tak perlu pakai iklan atau pengumuman lewat toa di mesjid. Rupanya para pecinta burung saling berbisik. Akhirnya Kakak ipar saya punya banyak langganan.
Selain pakan burung  yang dikemas, dia juga menjual jangkrik. Ya,ternyata beberapa burung memang eklusif harus menyantap jangkrik. Saya baru tahu ternyata jangkrik ini mudah sekali laku,dan pemasoknya tak banyak. Seringkali kehabisan pokoknya.
O,ya yang unik di atas kandang jangkriknya ada lukisan harimau yang dibuat olehnya. Lumayan serem loh..nih..
Seiring berjalannya waktu, datanglah pembeli yang tak selaras dengan hobinya. Berkali-kali datang pembeli menanyakan makanan kucing. Karena banyaknya permintaan maka dia pun akhirnya menyediakan makanan kucing. Tak dinyana kini pakan kucinglah yang lebih cepat habis. Ternyata penggemar kucing lebih banyak dari pada penggemar burung.
Hanya saja untuk kucing karena beda medan,maka dia harus mencari tahu makanan yang disukai para kucing,karena dia tak memelihara kucing. Akhirnya paling tidak dia menyediakan 4 varian makanan kucing dengan merk berbeda.
Paling repot kalau yang membelinya juga baru pertamakali mencoba membeli pakan kucing,pertanyaan lebih enak yang mana cuma bisa dijawabnya dengan tertawa.
Beda dengan pakan burung atau dunia perburungan. Karena dia faham selain bisa memberikan saran juga bisa diajak curhat sama pembeli. Walaupun diakuinya sesi curhat dengan pembeli ternyata mampu mengganggu konsentrasinya sehingga sering kali dia salah menimbang  atau memberi kembalian.
Jadi,kalau ditanya diantara pakan burung,ikan ,ayam dan kucing mana yang menghasilkan uang lebih ceoag?ternyata pakan kucing. Terkadang pakan kucing sudah hampir kosong,sementara pakan lain masih menumpuk. Sedangkan untuk mengkalulasikan ongkos belanja,maka sebaiknya pembelian semua bersamaan.
Karena belum memiliki kendaraan, maka Kakak ipar saya biasa menyewa mobil  yang memang bisa digunakan untuk belanja karungan. Belanjanya ke Bandung.
Omzetnya jelas meningkat karena jika diperhatikan kini pakan hewan yang di sediakan makin lengkap. Lah,makanan kucing buat baby sekarang sudah ada. Sepertinya pakan kucing lebih dilengkapi karena memang sudah terbukti diminati.Â
Para kucing lover kadang tak bisa menahan diri untuk membeli meskipun sudah malam hari dan warung telah tutup. Warung pakan hewan ini memang tutup menjelang magrib. Namun bagi yang tak tega mendengar kucingnya mengeong lapar maka merekapun membeli karena tahu penjualnya tinggal di rumah.
Lalu bagaimana dengan proyek melukisnya?sepertinya karena sibuk,belum ada penambahan lukisan. Sketsa kuda yang telah dibuat belum sempat diteruskan.
Demi hewan kesayangan rupiahpun digelontorkan,dan ini dimanfaatkan betul oleh kakak ipar saya. O,ya kadang selain jual pakan,kalau burung yang dipeliharanya dilirik maka dia tak segan untuk menjual.
Sekalia promo deh ya buat yang tinggal di Rancaekek dan sekitarnya anda penyayang hewan,bisa melipir untuk membeli pakan hewan ke sini. Penjualnya  bernama pak Asep. Dia bsia diandalkan deh dalam dunia perburungan. Hanya maaf saya tak bisa ambil gambarnya wk wk wk.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H