Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Derita Wanita Beruntung

26 Desember 2019   13:41 Diperbarui: 26 Desember 2019   14:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bisa dipungkiri bersih kulitnya,tinggi perawakannnya dan bulu-bulu penghias wajahnya membuat suamiku layak untuk dikategorikan sebagai lelaki tampan.

Beberapa wanita agresif persis cacing kepanasan selain senyum genit dan mata kedap-kedip beberapa ada juga yang berani mendekati suamiku.

Dengan baju pesta yang mewah gaun cantik nan seksi buatan butik ternama pastinya mereka sengaja menyingkirkan aku yang seperti biasa berbusana kebaya Brukat sederhana berpadan celana jeans pilihan suamiku tadi.

Kemudian aku perlu berdehem beberapa kali untuk mengingatkan mereka jika mataku yang melotot tak membuat mereka menjauh. Suamiku dengan gaya yang tetap dingin tak mengacuhkan mereka. Dia memang seperti sudah terbiasa menghadapi kekaguman mereka.

Jika masih juga gagal biasanya suamiku merengkuh pundakku atau memeluk mesra agar mereka menjauh.

Dan kali ini kembali standar operasi pengusiran kaum hawa sampai melingkarkan tangan dari belakang ke pingganggku.
Para wanita itupun pergi meski terlihat tak rela diusir paksa.

Bahkan kali ini dengan frekuensi suara yang bisa ditangkap jelas oleh telingaku salah satu dari mereka berkata.

"Kacau orang-orangan sawahnya dibawa segala!"

Aku hanya mengurut dada. Antara bahagia atau menderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun