Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Event Cerita Mini] Ketika Buah Jambu Tak Menggoda Lagi

7 Juli 2019   13:42 Diperbarui: 7 Juli 2019   16:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"BRAK!" 

Ada suara yang cukup keras setika kakiku menapak Asbes yang sepertinya  rapuh.  Asbespun langsung bolong dan aku terperosok lalu jatuh ke dalam dapur.

"ADUUUUUUHHH!" Teriakku tak tertahan.


Begitu cepat,entah berapa detik rasanya tubuhku melayang .
Namun untungnya aku jatuh tepat di keranjang berisi cucian hingga tak berakhir di lantai. Apakah tak sakit?ya tetap sakitlah, namanya juga jatuh.


Nenek yang sedang berada di depan tentu saja kaget mendengar keributan tak biasa dari arah dapur. Dengan tergopoh-gopoh beliau datang. Langsung saja  beliau mengomel-ngomel panjang  melihat atap bocor. Cucunya jatuh tak begitu mengganggu sepertinya cuma dilirik ekor mata saja hahaha. Ya,maklum dia sudah tahu kelakuan cucunya ini.


Setelah mengeluh sakit berulang kali sambil nangis barulah Nenek membantuku berdiri.
Meskipun sambil tetap mengomel-ngomel,Nenekpun memanggilkan tukang urut untuk memeriksa aku yang dikhawatirkan keseleo atau apa karena tak mampu berdiri.


Akupun meringis melihat tukang urut yang datang. Aku meringis bukan semata sakit namun lebih dikarenakan tukang urutnya adalah tetangga sebelahku si empunya pohon jambu.


Pertanyaan mengapa bisa jatuh hanya kujawab cengiran.Sebelum pulang dia memberikan sekantung plastik jambu yang baru dia petik katanya.

Kali itu entah mengapa buah jambu itu tak lagi menggoda. Rasanya ingin ku buang jauh saja ke tempat sampah. Nenekku lah yang akhirnya menghabiskan semuanya dengan riang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun