Sertifikat tanah. Foto: Irma T.H
Aslinya gratis mengurus surat-surat ini. Tapi buat orang Indonesia yang sudah kadung terbiasa memberi dan menerima tips,tetap saja ada serah terima uang . Begitu juga Bapak Mertua.
Dengan surat tanah ini,maka keamanan tanah Bapak mertua terjaga. Selama ini sering terjadi perselisihan faham antara beliau dengan susara-saudaranya. Kalau sudah jelas begini maka  klaim mereka bisa dibantahkan. Jikapun ingin dijual harganya juga akan lumayan. Rumah yang kami tempati juga kini sudah bersertifikat loh.
Rumah yang sudah memiliki sertifikat tanah. Dokpri
Anak-anak juga mendapat oleh-oleh. Mereka dibekali aksesoris alami terbuat dari daedaunan . Alampun bisa dijadikan teman. Tak perlu keluar uang untuk  berkreasi.
Mahkota dari daun. Dokpri
Seperti halnya saat pergi,waktu kembali mudik sama selepas ashar. Harapan mobil kosong hanya tinggal angan. Kue kaleng yang sudah hilang dibagikan berganti dengan sekarung pisang,kelapa dan oleh-oleh lainnya.Â
Senangnya kalau pulang mudik ya itu dia segala oleh-oleh dibekalkan. Karena tak ada tempat,para burung dalam kardus diletakkan dipangkuan sang penerima.
Berdesakan kembali di mobil. Dokumen Pribadi
Formasi duduk masih sama, badan yang saling berdempetan,kaki yang tak jelas harus disimpan di mana karena pijakan penuh oleh barang.
Perlahan kami meninggalkan Desa Cipari sebelum gelap menjelang.
Selamat tinggal Desa Cipari. Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya