Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Slip Gaji yang Sengaja Disobek

4 Mei 2019   11:15 Diperbarui: 4 Mei 2019   11:19 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun saya salut dengan semangat kerjanya yang tak pernah kendur. Tak pernah ada cerita dia menitip buku sebagai catatan berjalan karena malas mengajar dan ingin berdiam di kantor. Dirayu untuk minta libur sehari buat jalan-jalan sulitnya minta ampun.

Selalu saja banyak pekerjaan yang harus diselesaikan nya. Pulang malam sudah tak jadi suatu keanehan. Terkadang pekerjaan pun dibawa ke rumah. 

Saya dan suami sudah masuk ke dalam tahap pasrah. Mensyukuri dan menerima saja gaji perbulan yang aturan pembayarannya hanya jam perminggu itu. 

Andaikan guru seperti buruh dalam berdemo. Setelah tanggal 1 buruh berdemo mestinya gurupun ikut berdemo. Mungkin kalau sekompak mereka, keluhan para guru di dengar. 

Sayangnya tak terjadi pemerataan di dunia guru. Yang susah dan paceklik hanya guru honorer swasta. Yang sudah PNS bisa kibas-kibas kipas karena gajinya sudah cukup setidaknya menurut saya. 

Apalagi jika mereka sudah diberikan tunjangan sertifikasi makin ringanlah beban ekonomi. Uang yang di dapat bisa dua kali lipat setiap bulannya. Mereka tinggal mengajar dengan baik dan benar saja untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.

Guru honorer negeri lebih beruntung dari swasta. Hitungannya bukan perjam. Tapi memang sudah mendapatkan pendapatan pasti. Meskipun kadang macet saat akan pembayaran namun honorer di negeri nasibnya lebih baik apalagi ada jalur pengangkatan menjadi PNS bagi mereka yang masuk kategori honorer negeri. 

Saya tidak menampikkan bahwa 5 tahun kebelakang ini ada perbaikan pendapatan. Suami yang berhasil menyelesaikan program sertifikasi akhirnya mendapatkan tunjangan. Besarannya 1,5 juta perbulan. Dibayar menurut rencana 3 bulan sekali,namun sering meleset hingga 5 atau 6 bulan sekali.

Anggaplah itu tabungan paksa saja. Walaupun pada prakteknya itu kadang digunakan untuk membayar pinjaman saat ada kebutuhan mendadak seperti tahun lalu saya harus menjalani operasi SC saat kelahiran si bungsu. 

Biaya yang dikeluarkan tanpa mengikuti BPJS tentuembuat kami mencari pinjaman untuk menambah tabungan yang semula disiapkan untuk lahiran normal,maka pelunasan hutang tersebut dilakukan saat sertifikasi cair. Eh,jadi curhat..

Dengan anak tiga , dengan pendapatan jam jam mengajar ditambah upah wali kelas dan ketua program (karena suami mengajar di SMK) nominalnya belum sampai di ,1,5 juta. Cukupkah?ya tidak lah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun