Siang itu saat akan mencuci baju, dari saku celana suami saya berharap menemukan selembar dua lembar uang yang tertinggal. Karena kalau menjadi kenyataan uang yang ditemukan Syah menjadi milik saya sang pencuci pakaian. Demikian peraturan tak tertulis yang saya sepakati sendiri wk wk wk.
Namun alangkah kagetnya saya karena bukannya yang yang ditemukan melainkan sobek-sobekan kertas kecil. Saya coba keluarkan semua tanpa satupun yang tertinggal .. Sayapun tiba-tiba jadi curiga,jangan-jangan suami saya menyembunyikan sesuatu. Jangan-jangan nominal gaji suami saya bertambah sehingga dia menyembunyikan dari saya. . Hmm.. kecurigaan itu membuat saya tak sabar ingin mengkonfirmasikan segera. Karena sobekan kertas-kertas itu tak berhasil saya susun.
Segera saja saya menanyakan langsung misteri slip gaji yang disobek itu.
"Hayo,kenapa slip gajinya disobek yang bulan ini? nominalnya nambah ya?!"
Setelah menghidangkan makan malam seadanya Sayapun akhirnya tak tahan bertanya.
Dia tertawa terbahak-bahak.
"Ya gajimah masih segitu atuh ,hujan badai kalau nambah!" Sambil menyuap makanan dia menjawab.
"Terus kenapa di sobek?"tanya saya penasaran..
"Malu kalau ketahuan sama Abah dan Emak gaji segitu, pasti mereka nanti malah jadi kasihan sama kita dengan anak 3 cukup apa,jadi kepikiran nanti lagu mereka!"Â
Jawabannya membuat saya terdiam. Ah,lagu lama. Nominal gaji yang jauh dari angka UMR atau UMK. Meskipun gaji yang tak masuk akal untuk seorang pencetak generasi cerdas namun dari 15 tahun yang lalu semua dijalani dengan harapan ada pengangkatan menjadi PNS dengan syarat masa kerja yang sudah dijalani.
Alhamdulillah hingga dua atau tiga kali mengikuti tes CPNS syarat itu tak pernah ada. Tetap saja suami yang sudah memiliki jam terbang ini harus kalah saing dengan para freshgraduate.