Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masih Kecil Kok Matanya 4?

5 April 2019   03:26 Diperbarui: 5 April 2019   04:14 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain masak- masak dan pengalih gadget. Dokumen pribadi

Kalimat ampuh itu yang selalu saya lontarkan pada anak-anak saya jika mereka merengek ingin main gadget seperti teman-temannya.

Di saat yang lain sudah tak bisa dikendalikan keinginan untuk bermain gadget, alhamdulillah kedua anak saya masih bisa diajak bicara untuk menggunakan gadget.

Boleh menggunakan di hari Sabtu dan Minggu itupun hanya boleh paling lama satu jam. Sisanya saya usir mereka untuk bermain di luar.

Yang tak bisa dihindari adalah "Mabar" alias Main Bareng. Dan jika judulnya adalah menggunakan kuota maka saya tak berhenti- henti nya mengingatkan si cikal untuk menahan dirinya dan tidak jor- joran menggunakan kuota untuk Mabar.

Kebetulan di rumah saya tak memasang wi-fi. Untuk urusan kuota pun si cikal harus menyisihkan sendiri uang jajannya agar bisa dibelikan kuota seharga 25.000 rupiah untuk satu bulan. Dari awal saya menyatakan bahwa tidak ada dana untuk mengisi kuota dari saya karena bukan termasuk kebutuhan primernya.

Karena keharusan mengisi sendiri kuota itulah yang menyebabkan si sulung lebih berhemat dalam menggunakan kuota. Dia tahu bahwa kuota yang dimilikinya terbatas sehingga tak lama jika bermain.

Puteri kedua juga sama. Dari awal saya selalu bilang bahwa untuk bisa membuka film Puterinya Disney atau mainan bayi-an,maka harus berada di kawasan wi- fie. Ibunya tak punya kuota banyak. Paling kalau libur,ayahnya yang memberikan hot spots area agar dia bisa menonton di bawah pengawasan kami.

Sejauh ini mereka menurut asalkan kita sebagai orang tua memberi contoh dengan benar. Anak tak boleh main gadget tapi tangan kita tak lepas dari media Sosial ya sama juga bohong. Mereka melihat apa yang kita kerjakan. 

Sebenarnya mereka hanya ingin menghabiskan waktu luang saja dari pada bengong. Maka Daripada bermain jari di gadget,jangan malas untuk mengajak mereka bermain. Permainan monopoli misalnya,mampu untuk membuat mereka asyik bermain hingga waktu lama.

Dan khusus untuk gadis kecil anak kedua saya, acara masak-memasak dan bermain boneka biasanya jadi acara rutin untuk menghindari gadget.

Bermain masak- masak dan pengalih gadget. Dokumen pribadi
Bermain masak- masak dan pengalih gadget. Dokumen pribadi
Mereka bisa dikendalikan kok,asal kiranya konsisten. Kasihan jika usia SD sudah berkacamata. Bisa menurunkan  prestasi mereka di sekolah karena catatan gurunya tak jelas,dan tak elok juga melihat kaca mata menempel di wajahnya . Rasanya muka imut mereka sirna di balik kaca mata.

Di balik daster ungu jomblo ini,selesailah satu tulisan ringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun