Pemberitahuan cairnya uang  untuk sekolah dititipkan lewat sekolah ketiga anaknya masing-masing.  Agar tepat sasaran tentunya.Jangan sampai yang untuk keperluan sekolah di selewengkan oleh orang tuanya.
Setelah ada kabar pencairan, Mba Endang tinggal menanyakan ke Bank ditunjuk terdekat sudah atau belumnya uang masuk. Tiga buku tabungan sekaligus dibawa saat mengecek.
"Teh, katanya pendamping PKH kalau untuk peserta PKH anak-anaknya nanti bisa gratis meneruskam sekolah sampai PTN !"Sambil memasukkan lagi Semua berkas Mba Endang memberikan tambahan informasi.
"Mba, masih inget ga situ pernah ngeluh kenapa dari kecil mba susah terus dan selalu jadi pelayan? " tanya saya.
"Semoga kelak kehidupan Mba terangkat oleh Anak-anak ya... Dorong mereka terus bersekolah merekalah investasi Mbak masa depan! "sambung saya langsung untuk menyemangati sambil tersenyum .
Mba Endang ikut tersenyum. Â Karena adzan magrib sudah berkumandang, saya pamit padanya.
Saya menyerahkan keputusan padanya untuk memilih pekerjaan yang terbaik. Meski sedih jika ternyata Mba Endang tak memilih terus membantu di rumah tapi saya senang pernah mengenal Mba Endang seorang pekerja keras .Â
Bantuan pemerintah dalam bentuk PKH dari Kementrian Sosial selain mampu menjaga perut anak-anaknya terisi oleh bantuan berasnya, namun juga telah memberinya harapan kelak hidupnya akan membaik setelah anak-anaknya sekolah tinggi dan sukses.