Hujan 2 hari ini memang dahsyat. Di Kabupaten Bandung perumahan Cilengkrang sudah terkena imbasnya,tanggul jebol dan banjir pun memakan korban.
Tak pernah sedikitpun saya menduga jikalau hal yang sama akan menimpa saya. Kemarin, Minggu 10 Februari 2019,sekitr pukul 19.00 masuk kabar di grup tempat saya tinggal bahwa ada air membanjiri jalan. Posisi saya sekeluarga tengah berada di rumah mertua.
Perasaan saya langsung tak enak apalagi pengirim kabar mengatakan bahwa air yang menggenangi jalan yang melewati rumah berasal dari jebolnya tanggul di belakang rumah seorang pedagang sayuran yang biasa kami panggil Tante karena berasal dari daerah Sumatera Utara.Â
Hanya berjarak 2 rumah dari tempat tinggal saya. Posisi rumahnya tidak sejajar namun bersebrangan. Saya malah baru tersadar jika di belakang barisan rumah Tante itu adalah sungai.
Jadi, rumah yang Tante ini kontrak ternyata belum memiliki benteng di belakang rumahnya. Nah ,belakang rumahnya itu adalah sungai kecil pemisah perumahan kami permata biru tahap 2 dengan perumahan bumi orange Cinunuk Kabupaten Bandung.
Memang sudah ada tanggul yang dibuatkan oleh pihak developer. Namun sepertinya tanggul tersebut tak kuat menahan terjangan air yang menghantam. Hujan deras memang beberapa jam turun sore itu. Sepertinya nyaris sama dengan kejadian di daerah Cilengkrang Kabupaten Bandung.
Perasaan saya semakin tak menentu setelah tetangga mengirimkan visual depan rumah saya yang terllihat tergenang air.
Meski panik saya mulai menggali informasi dari tetangga terdekat. Apakah hujan masih turun dan apakah air yang keluarga dari rumah Tante tersebut masih deras.
Suami sudah bersiap-siap pulang mengetahui jawaban tetangga bahwa air masih keluar dari rumah Tante. Jika air tak berhenti maka genangan air pasti akan meninggi.
Sayapun meminta tolong kembali tetangga sebelah untuk memotong rumah. Setelah dia mengatakan bahwa hujan mereda dan air mulai surut sayapun sedikit lega suami pun urung pulang menengok rumah.