"Iya nak, Emak kan belum dapat uang,"
"Ah emak,katanya siang makannya bisa kenyang!"Udin protes.
"Nanti malam deh kita kenyang makan,sementara bubur saja dulu ya makan kali ini,semoga sore kita sudah bisaa menukarkan botol-botol plastik ini ke pengepul," kembali Emak hanya bisa berjanji. Sebetulnya ia tak yakin,bahkan nanti malam pun belum tentu ada makanan. Entah kalau besok.
Meski kecewa namun kelima anak Emak Entoh bisa menerima. Karena memasak bubur memakan waktu lama, maka Emak meminta mereka bermain dulu di luar agar tak terasa saat menunggu.
Baru saja air mulai mendidih dan beras mulai dimasukkan, anak-anak yang tadi keluar untuk bermain,kini masuk kembali.
"Di luar mendung Mak!"kata Utin
"Kayaknya mau hujan besar Mak!"Udin menimpali.
"Takut Mak! Ketiga bocah lain serempak berteriak.
Betul saja ,ketika Emak Etoh baru saja berniat  melihat cuaca diluar, Emak Entoh melihat hujan sudah mulai turun.
Tanpa gerimis dahulu, hujan langsung turun dengan derasnya. Emak berusaha menutup pintu. Entah mengapa sedikit susah sepertinya ada angin yang menahan pintu tertutup.Â
Hujan deras membuat rumah mereka kembali dibasahi air hujan seperti biasanya. Maklum atap rumah mereka sudah banyak yang bocor. Belum lagi bilik rumah mereka sudah banyak yang bolong. Selain tak ada Bapak yang bisa membetulkan,juga terlalu mahal bagi mereka yang makan saja masih sulit .