Nyaris setiap hari menggunakan kereta api termyata membuat galeri gawai saya penuh oleh gambar kereta api. Setiap gambar menyimpan cerita pastinya.Â
Seperti foto ini . Foto ini  saya ambil ketika turun dari kereta, namun tak bisa menyebrangi rel menuju pintu keluar karena terhalang kereta lain yang akan lewat dengan berlawanan arah.Â
Kalau nekad bisa sih masuk ke kereta tersebut untuk numpang lewat, tapi kalau keretanya melaju, nah itu gawat.Â
 Kendala jarak bukanlah masalah berarti. Menggunakan kereta adalah satu-satunya transfortasi yang cepat menuju Bandung. Selain cepat juga murah. Cukup 5000 saja.Â
 Nah setelah mengamati beberapa tahun, saya mendapat kesimpulan bahwa, jika ingin mendapat kursi pilihlah gerbong yang paling depan atau yang paling belakang sekalian. Mengapa?  alasannya adalah orang-orang jarang yang mau bergeser menunggu ke gerbong belakang atau maju ke gerbong depan. Begitu kereta mendekat mereka langsung masuk sedapatnya gerbong.Â
 Yang ini bisa disiasati dengan kejelian mata melihat celah duduk meski hanya sedikit. Pandanglah sekitar. Lihatlah kursi yang diduduki oleh penumpang lelaki . Laki-laki itu biasanya meski kursi berkapasitas dua orang sudah terisi namun diujung kursi masih ada sedikit lahan untuk diduduki.Â
Dengan sopan bilanglah permisi pada mereka dan minta ijin menitipkan diri untuk duduk sedikit. Kadang kalau mereka peka biasanya mereka mengalah berdiri, kalau tidak ya lumayanlah bisa duduk meski seiprit.Â
Jangan mengganggu duduknya para wanita ya, karena dijamin takkan ada celah, maklum onderdil belakang wanita makan tempat banyak sepetti punya saya wk wk  wk.Â
Bagian menyakitkannya ya itu tadi dia lewat di depan mata. Kalau sudah begitu saya harus menunggu jadwal kereta selanjutnya yang bisa sampe 1 jam di depan.Â
Apa mau dikata begitu sampai depan loket sang penjaga loket berkata bahwa loket keretanya habis sudah tak bersisa. Â Dan mata ini harus rela melepas kepergian kereta tanpa diberi kesempatan mengejar karena pintu pagar sudah tertutup . Â Hatipun dilanda perasaan kecewa.Â
Itulah sekelumit kisah saya yang terselip dibalik setiap foto bersama kereta. Apakah anda punya juga?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H