Atap kereta dari atas. Dokpri
Foto ini saya ambil dari jembatan dibatas rel dekat stasiun Bandung. Kebetulan kereta sedang lewat. Kalau ini adalah film eksyen, maka saya akan melompat  ke atas kereta mengindari kejaran penjahat. Lalu lari dari atas gerbong yang satu ke gerbong yang lain.Â
Menunggu kereta lewat. Dokpri
Buat penumpang kereta, ditinggalkan kereta di depan mata itu sakitnya luar biasa. Padahal saya sudah terburu-buru berlari menuju stasiun. Hanya telat beberapa detik saja dan kereta melaju dengan cueknya tanpa mau tahu kembang kempisnya nafas saat berlari. Â
Bagian menyakitkannya ya itu tadi dia lewat di depan mata. Kalau sudah begitu saya harus menunggu jadwal kereta selanjutnya yang bisa sampe 1 jam di depan.Â
Kereta datang, namun tiket telah habis. Dokpri
Yang terakhir ini lebih
ngenes lagi. Tiba di stasium tepat saat kereta datang. Sengaja menggunakan jasa ojek on line agar tepat waktu mendapatkan kereta. Uang 10.000 yang diberikan pada driver tak diminta kembalian meski lumayan bersisa 5000. Dengan pede malah memintanya mengambil kembalian. Itung-itung beramal ceritanya. Dan tanda terimakasih karena dia berhasil mengantar saya tepat waktu.Â
Apa mau dikata begitu sampai depan loket sang penjaga loket berkata bahwa loket keretanya habis sudah tak bersisa. Â Dan mata ini harus rela melepas kepergian kereta tanpa diberi kesempatan mengejar karena pintu pagar sudah tertutup . Â Hatipun dilanda perasaan kecewa.Â
Itulah sekelumit kisah saya yang terselip dibalik setiap foto bersama kereta. Apakah anda punya juga?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Otomotif Selengkapnya