Adikku, aku cemburu padamu. Â Kamu cantik, berkulit putih, berbadan tinggi langsing berambut lurus.Â
Aku sebaliknya. Tak ada yang memujiku cantik, kulitku legam terlaku sering terbakar matahari, badanku lebih pendek darimu. rambutku ikal .
Sejak gadis kau bisa merawat diri. Bukan cuma mandi yang rajin tapi juga mengunjungi salon untuk menyempurnakan penampilan. Â Kau selalu harum ketika akan berpergian.Â
Sementara saat gadis aku lebih nampak terlihat seperti lelaki. Â Sudahlah jarang mandi, salonpun jadi tempat mewah untuk kukunjungi. Â Baunya badan ini hanya tertutupi oleh aroma resona dibagian ketek saja.Â
Jangan tanya soal baju. Â Kamu pandai memadu padankannya. Â Kamu hapal barang bermerk yang sedang ramai. . Kami koleksi tas dan sepatu dalam lemari.Â
Mau tahu bagaimana aku? Bajuku tak jauh dari kaos oblong dan celana jeans. Kalau pergi paling kaos atasan yang diganti. Celana bisa berminggu-minggu tak dicuci.Â
Kini kamu sudah berumah tangga, memiliki rumah dan kendaraan mewah. Â Suamimu kerja diluar kota sehingga menghasilkan rupiah berjuta-juta untuk mengisi transferan untukmu.Â
Jika kau tahu seperti apa aku bersama keluarga kecilku pasti kau tertawa. Tinggal masih numpang di mertua. Boro-boro punya mobil, motor yang adapun sudah langganan ke bengkel untuk perawatan. Jika mau berjalan-jalan maka hanya angkutan umum yang jadi pilihan.
Kamumenyelesaikan kuliah, aku juga. Untuk yang satu ini kita sama. Namun, biaya kuliahmu Ayahlah yang menyelesaikan. Sementara aku dibantu kakak-kakakku pontang-panting mencari untuk spp semesteran karena Ayah angkat tangan.Â
Selepas kuliah kamu mencari kerja sana-sini diantar ayah. Ayah mencari teman dekat yang bisa dititipimu bekerja.Â
Sedangkan aku,tak pernah aku minta bantuan Ayah. Â Aku melamar kerja kesana -sini sendiri. Â Pekerjaanpun kudapat dengan tanganku sendiri.Â