Saya coba berempati.
Muka juga ikut gempa
Hahaha
Muka jerawat parah, radangÂ
Tanpa ditanya dia mengumumkan. Dia begitu santai menghadapi keadaan yang dihadapinya.
Akhirnya saya jadi terbawa bercanda.
Jangan-jangan mandipun jarangÂ
Iya kak, Â Mandi di rumah mandi musalla WC. Hahaha
Dasar gadis sableng bisik saya dalam hati.Â
Akhirnya entah di hari keberapa muncul juga postingan dagangnya. Aha, dia sudah bisa mengendalikan diri sepertinya.
Produktifitasnya sebagai pedagang kini telah kembali. Bukan cuma daster, jualannya sudah merambah ke baju gamis, celana panjang hingga baju daleman.
Sayapun tertawa senang membacanya. Jika teman saya sang penjual daster kini telah kembali dalam rutinitasnya, semoga teman-teman lain di Lombok juga telah kembali bangkit dan melanjutkan hidup.
Ditanggal 17 Agustus, saya sempat teringat dia dan memposting status tentang dia.Â