Dengan perkiraan waktu 3 jam sampai (perkiraan kasar, karena ini pengalaman pertama) maka mulai pergi dari rumah jam 7 sementara rapatnya dimulai jam 10.
Saat jalan yang dilalui lurus atau menurun wah, Â senangnya luar biasa karena bisa mengayuh pedal dengan cepat sehingga bibirpun bisa sambil bersenandung hingga dua album.
Namun jika jalan yang dilalui menanjak, rasanya ingin balik kanan dan kembali pulang tak kuat kaki pegal, nafas tersengal-sengal dan aliran keringat dari segala penjuru.
Setengah jam kemudian sayapun sampai di batas kota. Sudah hampir sampai? belum saudara-saudara ! baru 1/8 nya jalan yang ditempuh karena memang rumah saya dekat perbatasan kota.
Namun rencana tinggallah rencana saat lewat 100 meteran dari batas kota, tiba-tiba terdengar "jeklek" dan pedalpun tak bisa diputar lagi.
Sayapun turun dari sepeda dan memeriksa pedal. Hmm.. Sepertinya baik-baik saja, lalu saya periksa bagian tengah ke belakang, ternyata terlihatlah rantai lepas.
Ini adalah kejadian pertama kali yang saya alami. Meski ini sepeda tua, namun si merah belum pernah mengalami kerusakan. Saya kebingungan memikirkan bagaimana cara mengatasinya. Mencoba menarik-narik rantai agar kembali ke jalurnya ternyata susah sekali.
Keringatpun bercucuran. Iseng-iseng berhadiah meminta pertolongan pada orang . Seorang pemuda yang sedang lari pagipun saya jadikan korban.
"Maaf dek, boleh minta tolong? " tanya saya.
Awalnya dia terlihat takut. Namun mungkin setelah melihat tampang saya yang imut diapun mendekati.
" Ini rantai belakangnya lepas dari jalur, bisa tolong benerin ga? "