"Lagi masak! "
CEKREK!
Gambar panci di kepala dan wajan di dadapun di upload.
"Lagi melantai!"
CEKREK!
Gambar kaki berkurap yang sedang berselancar di lantai di upload.
"Lagi mengasuh anak! "
CEKREK !
Gambar buah hatiku yang sedang asyik mengejar kecoakpun kuupload.
Suamipun rusuh. Setiap lewat dan melihatku berhp diapun menyindir nyinyir. Mulutnya begitu bulat sempurna dalam kemonyonganya.
Namun sayang aku tak mampu menangkap pesannya. Semua pertanda darinya tak kuanggap sebagai keganjilan malah kubuat hiburan semata.
Omelan berkecepatan 100 Km/jam yang dia keluarkan sebagai aksi protes hanya numpang lewat dan tak mampu kusimpan dalam dada.
Sebelum semuanya terlambat, syukurlah aku keburu tobat. Melihat suami kurus kurang gizi, kucel dan kumal. Akhirnya aku sadar sudah jauh kesasar.
Suamiku kemudian jadi sering diam. Semua pertanyaanku hanya dijawab gelengan dan anggukkan . Setiap di rumah mukanya terlihat tak bergairah.
Lalu mulai kurasa ada yang kurang darinya, dia yang biasa membully. dia yang biasa berteriak pada keteledoranku, dia yang biasa menertawakan kepikunanku, kini sudah berubah. Dia sudah mulai menjauh. Hilang tanpa pesan. Pulang kemalaman, dan tidur duluan.
Air matakupun berkejaran dengan air ingus saat menerima kenyataan ini.
Panik akan keadaan yang mulai horor, akupun segera mengusap muka lalu mencubit tangan sekeras mungkin untuk meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi buruk. Ini asli suasana genting sedang mengintai bahtera rumah tangga.