Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hentikan Rantai Kekerasan Itu Bu

30 Desember 2016   10:48 Diperbarui: 30 Desember 2016   11:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Abisnya anak saya kalau dibilangin lemah lembut ngelunjak dia"

Sebelum percakapan ibu terjadi Ibu B pernah juga cerita jika ibunya dulu juga galak padanya. Kalau dia berbuat salah dan nakal ibunya akan memperlakukan hal yang sama dengan apa yang dia lakukan pada dirinya.

Ibu A juga tak kalah galak sama anaknya. Hobi berteriaknya sama dengan ibu B. Suatu kali saat sedang asyik ndobrol anak yanh kecilnya menghilang. Anak pertamanya dimarahi habis-habisan karena dianggap tidak becus mennjaga adiknya. Kalau saja tidak kami tahan, maka nyaris da memukul anak tertuanya di muka umum.

Dan setelah saya perhatikan baik-baik setidaknya 4 ibu-ibu yang rumahnya berdekatan dengan saya punya kecenderungan yang sama dalam hal mendidik anaknya yaitu sama-sama melakukan kekerasan fisik.

Setelah ditelisik cerita para Ibu itu hampir semua sama, mereka sendiri sudah biasa diperlakulan seperti itu dulu di masa kanak-kanak, sehingga menurut mereka hal tersebut merupakan kewajaran.

Karena mereka merasa bahwa anak adalah milik mereka, darah daging mereka maka meteka boleh melakukan apa saja untuk membuat anaknya lebih baik.

Jika alasannya merekapun pernah diperlakukan sama oleh ibu mereka dahulu sadarkah bahwa alam sadar mereka pada akhirnya membentuk mereka menjadi sama dengan Ibu merela? Jika kemudian merekapun berlaku sama apa tidak mungkin di masa depan anak-anak mereka menjadi monster yang sama.

Anak nakal, anak bandel, anak tak mau nurut, jangan diartikan sebagai tindakan membangkang. Bisa jadi mereka tak bermaksud. Mereka masih dalam mada pembentukan karakter, dan prosesnya tidak bim salabim sekejap mata.

Saya memang gagal faham bagaimana bisa mereka melakukan kekerasan fisik pada anak mereka sendiri, padahal susah payah mereka mengandung dam melahirkan anak itu.

Saya tahu sebenarnya tak ada satu ibupun yang berniat jahat pada buah hatinya. Mungkin kemampuan menahan emosi saat stres tingkat tinggilah yang menyebabkan mereka seperti itu.

Mata rantai itu harusnya berakhir pada mereka. Jika mereka tidak mengajar anak-anaknya dengan kekerasan, maka kelak anak merekapun akan lembut pada buah hati mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun