Kulit yang terdapat kerak bumi terbentuk seperti lempengan yang antar batasnya akan bergerak menunjang. Karena gerakan itulah maka kemudian terjadi sesuatu yang akan mengendap.
Proses pembentukan tambang berawal dari unsur yang bergabung menjadi senyawa kemudian berpadu dalam batuan. Batuan yang mengandung bahan tambang disebut bijih. Mineral bijih akan memiliki nilai komersial.
Dimana kita dapat menemukan bahan tambang? ternyata sepanjang jalur gunung api alias "Ring of fire "disanalah barang tambang akan ditemukan. Dan negara tercinta kita Indonesia Raya ini masuk jalur itu. Pulau -pulau yang terlewati antara lain sumatera, jawa, NTT, Ambon, Sulawesi, kalimantan, Ambon, dan Papua.
Ya kita tahu bahwa negara kita ini rawan sekali dengan bencana alam semisal gempa bumi atau gunung meletus ternyata bencana yang terjadi akibat proses pergerakan lempengan tanah dimana pada akhirnya akan ada barang tambang yang dihasilkan.
Seakan menjawab kepenasarn saya tentang jenis bahan tambang, Pak sukmanpun menyebutkan beberapa mineral logam seperti emas (Au) , perak (Ag), tembaga (Cu), seng (Zn), Mangan (Mn), nikel (Ni), besi (Fe), dan banyak lagi.
Untuk mendapatkannya tentulah harus ada proses pengambilannya atau eksplorasi. Biasanya diawali dengan pengambilan sampel untuk dianalisis berapa kadarnya.
Hasil tambang Indonesia antara lain emas sebanyak 7.311 ton, perak sejumlah 19.448 ton dan tembaga di kisaran 64.832.000 ton.
Penemuan tambang pada tahun 1969 sampai 2010 meningkat. Namun setelah tahun 2010 angkanya menurun. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya daerah eksplorasi baru, jatuhnya harga komoditas, dan ketidakpastian legalitas untuk bisa berinvestasi.
Solusi yang dipaparkan adalah moratorium IUP harus dicabut supaya daerah eksplorasi meluas sehingga banyak penemuan baru. Kemudian Pak Sukman pun menyoroti efisiensi perijinan kebijakan fixal serta relaksasi aturan dan tentu saja promosi gencar.
Meski berat untuk di cerna namun penyampaian Pak Sukmandaru memberikan pengetahuan baru untuk saya. Ternyata untuk mendapatkan perhiasan emas yang biasa dipamerkan Ibu-ibu saat arisan perlu proses panjang dan tak semudah membalikkan kedua belah tangan.
Selesai Pak Sukman berbicara,DR. Aryo prawoto Wibowo, ketua Riset Unggulan Minerba ITB sebagai pembicara lainpun ikut angkat bicara.