Mendengar kata Hokben membuat senyum saya tersungging. Restoran penyaji masakan jepang ini menyumbangkan satu kisah dalam perjalanan pernikahan saya dan suami. Meski ceritanya sederhana namun meninggalkan kesan mendalam.
Begini kisahnya..
Hari sudah menjelang malam saat saya dan suami melangkah pulang. Sebenarnya saat-saat berduaan seperti ini sudah menjadi hal yang langka bagi kami berdua. Kesibukan mengurus kedua buah hati dan mendulang rupiah membuat kami mengenyampingkan romantisme jalan berduaan.
Momen kali itupun tak disengaja. Kebetulan jadwal selesai bekerja kami berdua sama. Sehingga akhirnya kami bisa melangkah bersama menuju rumah mertua dimana kedua buah hati kami titipkan di sana saat harus bekerja.
"Gimana kalau kita makan dulu? " ajak suami. Kalau mengikuti suara perut yang sedari tadi dangdutan ingin rasanya mengiyakan.
"Kasihan ah anak-anak! Kita enak-enak makan saat mereka sedang resah menunggu kita, " tolak saya yang diikuti anggukkan kepala suami.
Hari itu kami berdua pulang pergi tanpa menggunakan sepeda motor seperti biasanya. Menggunakan motor pada saat jam pulang kerja seperti ini sama aja uji nyali karena harus berjuang melawan kemacetan kota Bandung yang sepertinya ingin menyaingi Jakarta. Selain males terjebak macet, rasanya capek juga membelah jalan yang jaraknya lebih dari 20 km dari Bandung menuju Rancaekek.
Kami berdua memilih travel.Travel menuju daerah jatinagor ini sebenarnya cukup nyaman untuk dinaiki. Kami tinggal turun di gerbang tol lalu naik angkot sekali menuju Rancaekek. Namun sayangnya pada jam sibuk seperti ini jumlah armadanya kurang sehingga kami harus rela antri untuk dapat giliran.
"Kita nyari makan deh!" kali ini saya yang mengajak suami mencari makan demi menghilangkan kejenuhan menunggu antrian.
Kamipun menyusuri mall Baltos di seputaran tamansari Bandung tempat travel itu berada , untuk menemukan makanan yang pas di kantong dan pas diperut. Saat tiba dilantai atas , mata kami berdua kompak melihat tulisan hokben. Dan setahu kami ada paket murah meriah yang cukup lezat untuk dinikmati. Saling pandang dan senyum mengartikan kami sepakat memilih hokben.
Seorang karyawan di dekat pintu menyambut kami menggunakan bahasa jepang. Kami tersenyum sambil menganggukkan kepala karena tak tahu kalimat balasan dalam bahasa jepang. Kami menuju ke tempat makanan berada.