"Saya pesan paket hematnya juga ya Mas! " dengan tersipu malu saya maju.
"Asyiik beli hokben! " pekik Langit.
"Hokben apaan Mi? "masih dengan suara keras Langit bertanya kembali. Sayapun terpaksa berbisik-bisik ke telinga Langit menjelaskan kalau hokben restoran cepat saji jepang.
"Mau pesan paket berapa Bu? " Mas penjaga Hokben menunjukkan menu-menu yang tersedia.
"Mau yang mana sayang? " tanyaku pada langit
"Yang mana aja Mi, gak akan kakang tolak deh dengan senang hati kakang makan! "
Saya berpikir sebentar. Ah sebaiknya ikut memesan seperti yang ibu tadi pesan.
" Saya pesan paket 3 aja Mas, satu, "
Dengan sigap Mas penjaga menyiapkan paket yang kami minta. Dan benar saja harga paket itu hanya 21 ribu saja. Saya mengeluarkan uang 30 ribuan sisa belanja hari ini. Setelah mendapat kembalian, sayapun segera pulang dengan sebungkus hokben dikeranjang sepeda untuk berbuka.
[caption caption="Pembelian paket 3 hokben. (Foto:Irma)"]
Langit terlihat antusias memegang paket hokben. Maklum dia belum pernah dibelikan makanan cepat saji. Bukannya pelit, tapi memang bagi saya dan suami sebisa mungkin makan masakan rumah kecuali memang kondisi terpaksa seperti sekarang. Setiap bertemu dengan temannya, dia dengan bangganya bilang "aku buka puasanya sama hokben loh" haduh , bikin merona warna pipi emaknya.