[caption caption="Paket hokben untuk berbuka puasa. (Foto:Irma)"][/caption]
Menyiapkan menu spesial untuk berbuka puasa merupakan salah satu syarat syah yang harus di penuhi oleh seorang emak-emak beranak dua seperti saya.
Kalau untuk suami sih saya tak terlalu pusing tujuh keliling karena dia biasanya pasrah dibuatkan masakan apapun. Seandainya tidak cocok, paling cuma jadi manyun tapi tak sampai protes berkepanjangan.
 Lain halnya dengan si cikal Lalaki Langit anak saya . Kalau menunya tidak pas selain dia akan merengek , sayapun merasa iba dan tak tega karena tahun ini adalah tahun pertama untuknya berpuasa "full teng" sampe magrib.
Seperti hari yang lain, hari inipun dari pagi buta setelah sholat shubuh saya sudah berburu ke warung untuk membeli sayuran, ikan serta daging untuk memenuhi kadar gizi dan kenyangnya Lalaki langit .
Bulan puasa gini saya harus pasrah berdesakan dengan ibu-ibu yang lain.Kadang harus berebut jika sayuran yang di cari tinggal satu atau dua bungkus. Dan kali ini saya nyaris gagal memenangkan perebutan ini.
Brokoli yang sudah saya incar keburu di ambil ibu-ibu lain. Begitupun sebungkus udang yang sudah saya idam-idamkan ternyata harus jatuh ketangan Ibu RT hanya karena tertarik pada sebuah koin seribuan yang tergeletak di lantai. Untunglah saya berhasil mencaplok seperempat daging sapi , itupun melaui acara tarik-tarikan terlebih dahulu dengan yang lain. Karena badan saya lebih montok, maka sayalah yang jadi pemenangnya.
Sayapun pulang ke rumah dengan hati riang. Sepertinya semur daging bisa membuat makan Langitku lahap.
Sayangnya acara masak memasak sepertinya batal terlaksana. Jam 4 saat akan memasak saya baru tahu kalau gasnya ternyata habis. Entah mengapa nyaris 3 warung yang saya kunjungi semuanya tak memiliki persediaan gas. Saat sedang bingung memikirkan gas ternyata listrikpun dipadamkan oleh PLN karena katanya ada perbaikan gardu. Sudahlah tidak bisa memasak plus gagal pula menyiapkan nasi lewat magic com.
Setelah mengaruk-garuk kepala sesaat sayapun mencari cara agar buka puasa nanti ada pasokan makanan. Sepertinya saya harus membeli masakan yang sudah jadi. Kebetulan tak jauh dari rumah setiap sore menjelang buka ada pasar ramadhan.
Sayapun berganti baju tanpa acara mandi terlebih dahulu. Sepeda kesayangan segera disiapkan. Si kecil Miyuni kembang dalam gendongan sementara kakaknya Lalaki langit mengekor di belakang menggunakan sepeda juga.
Ternyata yang namanya pasar sore edisi ramadham itu ramainya luar biasa. Dari mulai penjual kolak hingga penjual nasi kotak ada. Jadi bingung sendiri mau memilih apa.
Saat asyik celingak-celinguk terlihat sebuah gerai makanan hokben diantara keramaian penjual makanan. Saya sempat merasa heran. Kok bisa hokben nyelip di pasar ramadhan? sayapun mendekat. Sementara Langit saya biarkan berkeliling mencari takjil yang dia inginkan.
Yang saya tahu hokben merupakan sebuah restoran cepat saji masakan Jepang yang cukup ternama. Dan dalam benak saya harga makanan restoran cepat saji pastilah mahal takkan terjangkau oleh saya yang termasuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Namun kepenasaran menuntun saya untuk memasang mata dan telinga mencari tahu apa yang ditawarkan dan berapa harga yang dibandrol barangkali saja ada yang cocok untuk kantong saya.
[caption caption="Gerai hokben ditengah keramaian pasar ramadhan. (Foto:Irma)"]
Kebetulan sedang ada seorang ibu dan anaknya tampak sedang bertransaksi.
"Saya mau pesan paket hematnya mas," pinta si Ibu.
"Oh boleh Bu, mau pesan paket berapa? "tanya mas penjaganya ramah.
"Aku mau paket hemat 2 ! " seru anaknya dengan sangat antusias.
"Paket hemat 2 nya minta satu, lalu paket hemat 3 nya juga satu ya mas," Mas penjaga hokbenpun mengangguk lalu menyiapkan pesanan si Ibu. Dalam hati saya menebak bahwa Ibu ini pasti banyak uangnya karena berani pesan sampai 2 paket.
"Jadi berapa mas semua? "
"Paket hematnya 2 ya  Bu,  jadi totalnya 42 ribu."
Saya membelalakan mata mendengar angka 42 ribu. Harga satuannya hanya 21 ribu? Murah sekali ya!Apa saya enggak salah dengar?
"Mi ngapain sih? "colekkan dari langit membuat saya sedikit terperanjat. Suara Langit yang cukup keras membuat penjaga hokben menoleh dan tersenyum. Merasa malu karena ketahuan nguping sayapun lebih mendekat ke gerai hokben.
"Saya pesan paket hematnya juga ya Mas! " dengan tersipu malu saya maju.
"Asyiik beli hokben! " pekik Langit.
"Hokben apaan Mi? "masih dengan suara keras Langit bertanya kembali. Sayapun terpaksa berbisik-bisik ke telinga Langit menjelaskan kalau hokben restoran cepat saji jepang.
"Mau pesan paket berapa Bu? " Mas penjaga Hokben menunjukkan menu-menu yang tersedia.
"Mau yang mana sayang? " tanyaku pada langit
"Yang mana aja Mi, gak akan kakang tolak deh dengan senang hati kakang makan! "
Saya berpikir sebentar. Ah sebaiknya ikut memesan seperti yang ibu tadi pesan.
" Saya pesan paket 3 aja Mas, satu, "
Dengan sigap Mas penjaga menyiapkan paket yang kami minta. Dan benar saja harga paket itu hanya 21 ribu saja. Saya mengeluarkan uang 30 ribuan sisa belanja hari ini. Setelah mendapat kembalian, sayapun segera pulang dengan sebungkus hokben dikeranjang sepeda untuk berbuka.
[caption caption="Pembelian paket 3 hokben. (Foto:Irma)"]
Langit terlihat antusias memegang paket hokben. Maklum dia belum pernah dibelikan makanan cepat saji. Bukannya pelit, tapi memang bagi saya dan suami sebisa mungkin makan masakan rumah kecuali memang kondisi terpaksa seperti sekarang. Setiap bertemu dengan temannya, dia dengan bangganya bilang "aku buka puasanya sama hokben loh" haduh , bikin merona warna pipi emaknya.
Meski hanya tinggal beberapa menit lagi menjelang buka , Langit sudah tak sabar . Sepertinya aroma menggoda dari makanan dihadapannya membuatnya ingin segera berbuka. Maka begitu adzan berkumandang Langit tak menoleh sedikitpun pada kolak yang tadi dia beli. Tangannya langsung membuka paket hokben.
Suapan pertama dia memilih egg chicken roll. Suapan kedua dia melumat habis shimp roll. kesulitan menggunakan sumpit membuat kami terbahak-bahak. Akhirnya dia menggunakan jari untuk mencomot. Selesai dua suapan matanya terbelalak.
"Enak banget Mi! "
"Nyobain dong! " pintaku.
"Ain jong! " adiknya yang berusia 2 tahun ikut-ikutan minta dengan bahasa aliennya
Diapun menyuapi sepotong egg chicken rollnya pada saya dan adiknya. Dan sejujurnya saya ingin minta lagi kalau saja tidak tega mengganggu kekhusyuan berbukanya.
[caption caption="Lalaki langit menyuapi adiknya sepotong egg  chicken roll. (Foto:Irma)"]
Kelegaan langsung terasa. Melihatnya melahap dengan nikmatnya setiap suapan paket hokben membuat saya girang tiada tara. Berharap ada sisa barang sepotong atau dua potong ternyata memang tak ada sisa.
Selang beberapa menit ayahnya pulang kerja. Sayapun terperanjat, terpukau dengan hokben membuat saya terlupa membelikan makanan ayahnya. Untunglah listriik sudah menyala menjelang buka sehingga nasi bisa ditanak. Kronologis singkat mengenai kejadian sore ini membuat suami saya mengerti. Tanpa "babibu" dia melangkah keluar mencari makanan.Â
Sambil menunggu ayahnya datang sayapun melihat brosur yang terselip di kantong hokben. Ternyata di bulan ramadhan ini ada juga dua jenis paket bento ramadhan . Paket 1 berisi chicken teriyaki, egg chicken roll +nasi+salad. Sementara paket 2nya berisi chicken teriyaki, shrimp roll+nasi+salad. Hmm.. boleh juga untuk menu buka puasa selanjutnya. Belum lagi paket bento ramahan A, B, C dan D yang terlihat  begitu menggugah selera nih!
Â
[caption caption="Paket bento ramadhan. (Foto:Irma)"]
Mata saya juga melihat dua buah paket dibagian belakang brosur di bawah jadwal imsakiyah. Ada paket omiyage yang terpampang disana seharga 150 ribu rupiah untuk berempat dan 240 ribu rupiah untuk berenam.
"Kalau kamu berhasil menyelesaikan puasa satu bulan ini, kita beli paket omiyage yang harganya 150 ribu saat buka puasa hari terakhir ya..jadi kita berempat bisa menikmati kelezatan tanpa berebut.., "ujar saya sambil memperlihatkan omiyage pada anak saya.
[caption caption="Paket omiyage yang menggoda. (Foto: Irma)"]
Diapun tersenyum sambil memainkan lidahnya pertanda sudah tergoda untuk menikmati kembali hokben.
Hokben menyelamatkan acara buka puasa untuk Lalaki langit. Di bulan yang penuh rahmat ini syukurlah dia mendapat kesempatan untuk menikmati menu spesial yang lezat dan ramah di dompet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H