Kadang di batas sabarnya dia bertanya mengapa saya separah itu. Sayapun berusaha memperbaiki meski memang masih jauh dari standarnya . Namun sepertinya dia mulai mengerti bahwa kekacauan jiwa yang saya alami adalah buah dari masa kecil yang tak bahagia.
Satu lagi yang tak pernah bisa saya copy adalah kemampuannya dalam memilih suatu barang ,itu luar biasa. Selain dia perhatikan bentuk, dia juga memahami perpaduan warna,dan kualitas suatu barang. Mempadu padankan baju anak dia ahlinya. Jika tiba saat membeli baju lebaran saya sebagai ibunya memilih duduk manis dan membiarkan dia yang memilihkan baju. Hasilnya? Ck.. Ck.. Ck... Luar biasa.
Entah mengapa saya tidak begitu suka berbelanja. Baru satu putaran di toko sudah menguap hingga berulang-ulang. Memang dari kecil saya belum pernah mengalami jalan-jalan bersama Ayah Ibu untuk berbelanja baju. Apa mungkin itu penyebabnya? Entahlah.
Selain memilihkan baju untuk anak, semua perlengkapan rumahpun kupercayakan padanya. Dari seprai hingga sofa semua dia yang menata. hingga hasilnya sempurna, indah serta sedap dipandang mata hingga sering memukau para tetangga.
Suatu hari saya memujinya
"Suamiku..Kamu kalau milih barang selalu bagus dan tak pernah salah"
"Gue.., "jawabnya senang hingga lubang hidungnya terlihat kembang kempis tak karuan.
"Kalau begitu boleh dong istrimu ini bangga terpilih oleh seseorang yang memiliki selera tinggi,"tuturku iseng sambil mendekatinya.
"Nah itu dia, dari sekian pilihan sepertinya hanya memilih istri yang salah," ujarnya cuek. Sebuah cubitan manja darikupun mendarat di pipinya.
Namun dibalik kelebihannya tentu saja ada kekurangannya. Suami saya ini sangat ogah untuk dijadikan stuntman dalam merapihkan rumah, mencuci piring atau memasak. Buat apa ada istri? begitu katanya entah bercanda atau seriusan. Untunglah dia bisa diandalkan dalam hal mengasuh anak. Kala aku kerepotan berjibaku dengan tugas ibu rumah tangga dia cukup handal menjadi pengasuh untuk kedua hatiku.Â
[caption caption="Menyuapi Miyu saat Langit menahan rasa dok.pri"]
Lalaki langit lahir pada tanggal 28 (tuuuhkan kebetulan lagi) bulan Juli tahun 2009. Berat lahirnya 2,8 kg dengan tinggi badan 49 cm lewat persalinan normal. Nama Lalaki Langit diambil dari pribahasa sunda yang berarti gagah perkasa.
Sebagai anak pertama tentu segenap jiwa raga dikerahkan untuknya. Sakit sedikit panik. Rewel ga berhenti-berhenti langsung telepon mertua tanya ini itu. Tak terlukis betapa sayangnya saya padanya hingga selalu ingin berada di sisinya . Seperti anak kecil yang tak ingin kehilangan mainan kesayangannya.
Mungkin ketakutan ditinggalkan oleh Ayah dan Ibu di masa lalu menyebabkan semua itu. Kadang hal itu jadi merepotkan saya juga karena membuat Langit tak bisa terpisahkan dengan saya. Kemana-mana nempel sehingga susah dititip walau sebentar.Â
[caption caption="Selalu ingin bersama"]