Mohon tunggu...
Siti Chomarijah Lita Samsi
Siti Chomarijah Lita Samsi Mohon Tunggu... -

Ketika hidup terasa datar, lihatlah kelangit dengan hati yang tawadhu'.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Angin

9 April 2015   10:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DI  SEBUAH RUANG , DISUATU WAKTU

SEEKOR KUMBANG DAN SEKUNTUM BUNGA

DALAM KERUMUNAN ASA .... dan  RIBUAN KISAH

rangkuman puluhan tahun yang telah dilalui

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&

Dialog yang terjadi, dan hanya bisa dimengerti oleh Sulaiman;

Raja bahasa alam raya

berteman hewan, jin dan manusia

DIALOG ITU:

Mengapa kau meninggalkan aku? dan tetap meninggalkan aku?

Tetaplah disini, sungguh kumohon kau tetap disini.

Energimu menghangatkan senja dan meluluhkan kebekuan malam.

Tapi, mengapa kau tetap diam .........

Dalam diam, dengan santun kau berlalu!

Sudah ku katakan, seharusnya kau jangan pergi!

Dan ketika angin memelukmu untuk berlalu ................... mengapa kau tetap bisu,

Bukankah, angin telah mematahkan tangkaimu

Bukankah, pergimu membunuhku

karena hanya sari bungamu yang bisa menghidupkan

dan menggeletarkan saraf-saraf perjuangan milikku

Untuk hidupku

Untuk hidupmu

Ketika sehelai kelopak kau tinggalkan dalam sayap patahku

dengan sebuah mantra -seperti Sulaiman-

yang kan memindahkan istana -Ratu Bilqis-

"suatu waktu di suatu tempat, kiranya kau pergi untuk tak menghancurkanku"


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun