Mohon tunggu...
Cerpen

Sapa Renyah May Ronah

8 April 2016   19:26 Diperbarui: 8 April 2016   20:00 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

        Aduuh, spontan tiba May Ronah melempar puntung rokok yang nyelip di sela jari tangan kirinya….

        “Syukuurii, itu balasannya kalau suka jail,” teriak Yu Engku sama Yu Ori kompakan.

        “Asem tenan, bisa mlepuh jari ini. Dik Diram, masih ada lagi nggak sebatang, tanggung tenggorokan belum panas,” pintanya sambil pandangan mata cekungnya menatap sayu ke arah Diram.

        “Alay, Yu May…sudah belasan batang habis tersedot, bilangnya nanti dibayar, nanti diganti, nanti kapan?! Nunggu lebaran monyet datang. Lihat saja, uang hasil jualan tomat mau kukutan belum juga balik modal, trus berkurang satu batang rokok. Lama-lama bisa bangkrut,” papar Diram yang sebenarnya sering sepaham dalam urusan rokok, sambil sibuk mengeksekusi tomat-tomat busuk.

        Wajar Diram bereaksi demikian, terang saja (maaf) konon kata para komunitas pecinta rokok, mereka bisa sangat royal merela kan semua barang yang dipunya, untuk diminta orang lain kecuali satu, rokok.

        “Ayolah Dik Diram, sebatang untuk ke sekian kalinya tidak bakalan membuat jatuh miskin, malah pahalanya menjadi berlipat. Saya bantu doa dech pada Tuhan, semoga rejekimu melimpah ruah tahun ini. Ayolah, boleh to,” May Ronah sigap mengeluarkan jurus andalan, rayuan maut cap gombal gelandangan.

        “Boro-boro, doa orang model Yu May diterima, belum tentu nyampe ke langit, jangankan langit ke tujuh, baru merayap sampai pucuk pohon cabe saja sudah melorot jatuh bebas ke tanah,” tanggapan Diram lugas tanpa tedeng aling-aling dan terkesan kasar.

        Namun May Ronah tidak terpancing situasi, demi sebatang rokok dan mengingat Diram satu-satunya harapan, ia harus menurunkan tensi, mencoba tetap bersabar. Sebagaimana mengikuti kata pepatah,”kesabaran seluas cakrawala dan lebih dalam dari samudera.

rokok...timun...selamat pagi semua !!!

Diangkat dari koleksi cerpen diblog pribadi a.n. AP. SANTOSO, semula berjudul,"Timun, Rokok dan Selamat Pagi Semua".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun