Mohon tunggu...
Lanang PatihSadelih
Lanang PatihSadelih Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka memecahkan suatu masalah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

4 Oktober 2024   10:48 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:19 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital ini, literasi digital menjadi hal yang sangat vital, termasuk di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Literasi digital tidak hanya berkaitan dengan keterampilan menggunakan perangkat gadget, tetapi sepantasnya membaur tentang bagaimana membuat teknologi tersebut menolong sesi belajar mengajar maupun aktivitas sehari-hari. Bagi PTKI, hal ini berupa keuntungan yaitu perihal menjadi celah untuk menaikan mutu pendidikan dan menambah jangkauan dakwah. Akan tetapi berdampaknya pada beragam tantangan di dunia maya menyerupai penyebaran hoaks dan radikalisme jaringan. Namun, menjawab tantangan tersiah dari sisi infrastruktur dan keterampilan sesuai merujuk merupakan hal yang patut diperhatikan.

1. Literasi Digital sebagai Kunci Peningkatan Kualitas Pendidikan

Literasi digital memberikan kesempatan besar bagi mahasiswa PTKI untuk mendapatkan akses ke berbagai sumber pembelajaran yang lebih luas. Sebagaimana yang diuraikan dalam jurnal yang ditulis oleh Nurhadi dan Murtadho (2019), mahasiswa yang memiliki literasi digital dapat lebih mudah mengakses jurnal ilmiah, artikel, dan buku digital yang berkaitan dengan studi Islam. Akses yang mudah ini memungkinkan mereka untuk memperkaya pemahaman mereka tentang agama, tidak hanya dari perspektif lokal, tetapi juga dari sudut pandang global. Hal ini sangat penting dalam menghadapi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan di era modern.

Selain itu, literasi digital juga membantu dosen dan pengajar di PTKI dalam memperbarui metode pengajaran mereka. Teknologi dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Penggunaan platform daring, seperti kelas virtual dan materi pembelajaran digital, memungkinkan dosen untuk memberikan pengajaran yang lebih fleksibel dan efisien. Dengan literasi digital, baik dosen maupun mahasiswa dapat lebih mudah berkolaborasi dan bertukar informasi, meskipun berada di lokasi yang berbeda.

2. Tantangan Penerapan Literasi Digital di PTKI

Walaupun literasi digital membawa banyak manfaat, penerapannya di PTKI tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Menurut Muslih (2018), salah satu hambatan utama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai. Banyak PTKI yang terletak di daerah dengan keterbatasan teknologi, sehingga sulit untuk mengimplementasikan literasi digital secara optimal.

Selain masalah infrastruktur, kemampuan literasi digital di kalangan mahasiswa dan dosen juga masih kurang. Tidak semua dosen di PTKI memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi untuk mengajar. Banyak di antara mereka yang lebih terbiasa dengan metode pengajaran tradisional dan belum siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini mengakibatkan proses digitalisasi di PTKI berjalan lambat dan belum merata.

3. Literasi Digital sebagai Alat untuk Menangkal Hoaks dan Radikalisme

Di sisi lain, literasi digital juga memiliki peran penting dalam melawan penyebaran informasi palsu dan radikalisme di dunia maya, seperti yang dijelaskan dalam penelitian oleh Nurhadi dan Murtadho (2019), dunia digital sering kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menyebarkan hoaks dan ideologi radikal. Mahasiswa PTKI, sebagai calon ulama dan intelektual muslim, perlu dibekali dengan literasi digital yang baik agar mampu memilah informasi yang benar dan menolak konten yang berbahaya.

Dengan literasi digital yang kuat, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di dunia maya. Mereka bisa aktif dalam menyebarkan pesan Islam yang damai, toleran, serta melawan ide-ide radikal yang mencoba merusak citra Islam. Literasi digital juga penting untuk mencegah penyebaran konten yang menyesatkan, terutama yang berkaitan dengan agama.

4. Pemanfaatan Teknologi untuk Dakwah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun