Mohon tunggu...
Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Hidup Bertetangga Berlandaskan Amanat Rasulullah

3 Mei 2021   06:25 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:26 3373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Muhammad SAW adalah panutan terbaik bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Beliau adalah kekasih Allah SWT yang diberi anugerah mukjizat dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu, beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut diteladani. Kita dapat meneladani sifat dan karakter beliau terlebih di kehidupan kita sehari-hari dalam lingkup bertetangga. 

Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak jarang, tetangga kita lebih mengetahui keadaan kita daripada kerabat kita yang tinggal berjauhan. Pada saat kita sakit ataupun tertimpa musibah, maka tetanggalah yang pertama membantu kita. 

Oleh sebab itu, menjalin hubungan yang baik dengan tetangga akan memberikan dampak hubungan yang harmonis dalam kehidupan. Apabila hubungan antar tetangga tidak harmonis, maka akan menimbulkan masalah yang begitu besar. Amanat ini pula disampaikan oleh Rasulullah SAW yang bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR Bukhari-Muslim).

"Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang Muslim." (HR Ibnu Majah).

Dalam hadits yang lain, Rasulullah menggambarkan arti pentingnya kedudukan tetangga dengan berpesan. "Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tetangga, hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta kepadanya (tetangganya)." (HR Bukhari-Muslim).

Hal ini berlandaskan semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin mulia pula akhlaknya kepada siapa pun, termasuk kepada para tetangganya. Keluhuran akhlak seseorang merupakan bukti kesempurnaan imannya. 

Sebagai umat Islam yang berakhlak dan mempunyai kewajiban-kewajiban khusus dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta meneladani sifat-sifat Rasulullah sesuai dengan kehidupan kita untuk hidup bertetangga dengan harmonis.

Beberapa sifat-sifat Rasulullah yang patut kita teladani dalam kehidupan bertetangga adalah sebagai berikut:

Sifat Sidiq, yang artinya “Jujur”
Dalam kehidupan bermasyarakat bersama tetangga kita harus selalu jujur kepada siapapun baik dalam perkataan maupun perbuatan kita. Hal ini dapat kita terapkan dengan menghindari sikap yang dapat menyebabkan tetangga kita merasa tersakiti, baik berupa perbuatan ataupun, seperti perkataan mencela, membeberkan aib tetangga di muka umum, memusuhi dan jenis gangguan lainnya.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah hingga hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR Bukhari).

Sifat Amanah, yang artinya “dapat dipercaya”
Kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat mahal harganya, maka dari itu kita harus menjadi orang yang dapat dipercaya bagi siapapun. Sebaiknya kita jangan pernah merusak kepercayaan orang lain kepada kita karena bila kepercayaan itu  telah hilang, maka akan sulit sekali untuk mendapatkannya kembali (pai.unida.gontor.ac.id).

Hal ini dapat diibaratkan seperti selembar kertas, apabila diremas maka tidak akan dapat kembali halus seperti sediakala.

Sifat Tabligh, yang artinya “menyampaikan”
Apabila kita diberikan amanat untuk menyampaikan sesuatu ataupun pertolongan, maka sebagai orang yang dititipi pesan kita harus menyampaikannya agar membantu dan meringankan urusan orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan dalam haditsnya, "Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai untuk tetangganya, atau beliau berkata, untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR Muslim).

Sikap rela menyampaikan pertolongan kepada tetangga untuk membantu meringankan beban, seperti pada saat musibah melanda tetangga sebisa mungkin kita membantunya, baik bantuan materi ataupun dukungan moril. Menghibur dan meringankan beban penderitaannya. Menjenguknya ketika sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya serta membantu mengumpulkan penggalangan dana pengobatannya bila memang diperlukan.

Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya." (HR Bukhari).

Sifat Fathonah, yang artinya “cerdas”
Sebagai seorang yang berakal budi, maka hendaknya kita tidak mudah terprovokasi dengan sifat iri, dengki, dan berita yang belum terbukti kebenarannya. 

Rasulullah SAW telah melakukan isra’ mi’raj pada 27 Rajab. Beliau melakukan perjalanan hanya semalam saja untuk menempuh perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa tersebut Allah memerintahkan Jibril untuk mencuci dan membersihkan hati Baginda Rasulullah, yakni, dibersihkan hatinya dari perasaan iri, dengki, dendam, marah benci dan sifat-sifat normal lainnya yang biasa dimiliki semua manusia. 

Kita dapat mengambil pelajaran berdasarkan hal ini, bahwa hendaknya kita selalu berusaha menghindari perasaan iri, dengki, dendam, marah, dan benci. Selain itu, apabila suatu hari terjadi perselisihan, maka bersabarlah dalam menghadapi gangguan tetangga. 

Allah berfirman: "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS Fushshilat: 34).

Memang tidak ada manusia yang sempurna. Latar belakang yang berbeda menciptakan pribadi yang berbeda. Akan tetapi, hal yang perlu kita kembangkan adalah bagaimana sikap kita dalam meredam perbedaan yang ada dengan tidak melanggar rambu syariat dan menjalin komunikasi positif dengan menjunjung tinggi akhlak pergaulan.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun