Peluang lolos timnas Indonesia di Piala Asia 2023 sepertinya sangat tipis, dimana permainan timnas Garuda saat melakukan ujicoba sangat-sangat buruk. Dalam tiga pertandingan ujicoba semuanya berakhir dengan kekalahan, yang dimana dua pertandingan menghadapai Libya dengan skor leg pertama 0-4,leg kedua 2-1 dan pertandingan terakhir melawan Iran dimana timnas kita di lumat 5-0 tanpa balas.
Dalam tiga pertandingan Indonesia sudah kebobolan 11 gol dan hanya mampu mencetak satu gol saat melakoni pertandingan leg kedua melawan Libya, hasil ini tentunya sangat-sangat buruk meskipun para pemain rata-rata pemain naturalisasi tetap saja tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Rotasi pemain dan ujicoba taktik bukanlah satu alasan bagi Indonesia mengalami kekalahan di laga friendly match, karena para pemain yang tergabung ke timnas adalah para pemain terbaik di klubnya dan pastinya bisa beradaptasi dengan para pemain lainya.
Jika pemain pilihan harus berlatih terus menerus berarti mereka bukanlan pemain terbaik, karena dalam dunia sepak bola sudah ada pola permainan sesuai dengan posisinya di klub. Dalam artian, jika dia seorang penjaga gawang makan tugasnya di timnas adalah penjaga gawang tidak mungkin dijadikan sebagai penyerang, gelandang maupun bek.
Begitu juga dengan bek, gelandang dan penyerang, mereka sudah menguasainya posisinya sehingga mereka di percaya klubnya menjadi pemain kunci.
Namun, yang mirisnya. Saat pertandingan ujicoba para pemain Indonesia mengalami kebingungan pada posisinya sendiri sehingga banyak melakukan blunder dan kesalahan-kesalahan fatal dalam memanfaatkan peluang.
Ini merupan perkara yang sulit untuk dirubah oleh para pemain timnas Indonesia dari zaman ke zaman, semestinya mereka harus sigap dalam tugasnya masing-masing. Karena mereka juga sudah memiliki jam terbang profesional dan sudah bertemu berbagai macam tipikal pemain saat bermain di klubnya.
Inilah yang membuat setiap pelatih timnas Indonesia harus geleng-geleng kepalah melihat kualitas permainan Indonesia yang terbilang sangat tidak profesional untuk tingkat internasional.
Pelatih mestinya tinggal menjalankan taktik dan strateginya bukan harus mengajari para pemain lagi dalam melakukan pasing, tendangan dan dribblling. Gak percaya? inilah yang terjadi saat ini pada timnas kita yang permainannya sangat amburadul.
Taktik pelatih Shin Tae yong sebenarnya sangat baik, akan tetapi tidak dapat dijalankan para pemain kita. Meskipun Indonesia mendatangkan pelatih kelas atas dunia seperti Pep Guardiola ataupun Carlo Ancelotti hasilnya pasti sama saja dan tidak jauh dengan saat diasuh Shin Tae yong.
Karena para pemain kita ini rata-rata malas mengasah kemampuanya dan menambah daya staminanya saat ada waktu luang, benar alasan mereka pastinya takut capek dan cedera pastinya. Jauh sebelum adanya kompetisi kanca internasional mereka sebenarnya bisa mengasah itu, bukan hanya untuk klub dan negara saja. Keberhasilan dirinya menjadi pemain hebat tentunya menguntungkan dirinya sendiri pastinya.
Berkaca dari Vietnam, Thailan, Filipina dan Kamboja. Para pemain mereka justru melakukan latihan individu diluar jadwal latihan klub. Tujuannya adalah ingin menjadi pemain hebat dan memiliki stamina yang setara dengan pemain asing, inilah yang membuat mereka banyak melahirkan para pemain yang  jago dan berstamina hingga akhir babak.Â
Tak heran saat bertemu dengan Indonesia para pemain Thailand, Vietnam, Kamboja dan Filipina lebih enerjik dibandingan para pemain Indonesia. Berkaca dari Filipina yang mampu mengimbangi permain Vietnam saat pertandingan kualifikasi piala dunia 2026 di grup F, meskipun kalah 2-0 tapi permainan mereka diakui oleh pelatih Vietnam Philippe Troussier.
Filipina juga mengimbangi permainan Indonesia di pertandingan kedua grup F kualifikasi piala dunia 2026 yang berakhir dengan skor 1-1, ini merupan hasil yang sangat buruk bagi Indonesia dimana semestinya mereka bisa memetik tiga poin dari Filipina justru malah tertekan selama 90 menit.
Inilah yang membuat harapan timnas Indonesia di piala asia 2023 ini sangat tipis untuk bisa lolos ke babak berikutnya, dimana Indonesia tergabung dengan Jepang, Irak dan Vietnam. Ketiga negara ini memiliki permainan yang sangat luar biasa yang kekuatanya suda diakui setiap negara.
Bahkan Vietnam negara kedua Asia Tenggara yang mampu mengimbangi permainan Jepang dan Irak saat kualifikasi piala dunia 2026, jadi sangat mustahil bisa mencuri poin dari ketiga negara tersebut.
Harapan Shin Tae yong memang sangat tipis untuk lolos, akan tetapi tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat memberikan kejutan di grup D. Semua tergantung pada para pemain kita kembali, harapan kita adalah semoga permainan kita dapat lebih baik lagi setelah belajar dari tiga kekalahan ujicoba.
Stamina dan kedisiplinan sangat di prioritaskan saat menghadapi Irak, para pemain harus bermain berhati-hati dan meminimalisirkan kesalahan-kesalahan yang dapat membahayakan gawang sendiri. Disamping itu, para pemain juga harus bisa memaksimalkan peluang sekecil apapun karena untuk mendapatkan peluang di mulut gawang Irak tentunya tidaklah mudah.
Harapan saya, Indonesia dapat memberikan kejutan pada Irak dan Vietnam. Dua kemenangan saja, sudah bisa mengantarkan Indonesia ke babak 16 besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H