Dalam kurun beberapa waktu para penumpang pesawat terbang di Eropa akan diizinkan menggunakan perangkat elektronik berupa smartphone tanpa harus menggunakan mode pesawat.
Komisi Penerbangan Eropa baru saja menyetujui keputusan yang mengizinkan maskapai penerbangan untuk menawarkan Wi-Fi teknologi 5G di dalam pesawat untuk membantu penumpang menggunakan semua fitur smartphone selama penerbangan, seperti melakukan panggilan internet, video call, mengirim dokumen, streaming bahkan mengunduh file.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari Strategi Masa Depan Digital Komisi Eropa, yang akan menerapkan teknologi era 5G yang semakin berkembang.
Selama ini, peraturan penerbangan adalah mewajibkan penumpang untuk mematikan ponsel atau mengaktifkan mode pesawat sebelum lepas landas dan selama penerbangan. Ini adalah tindakan pengamanan untuk mencegah peretas merusak sistem kelistrikan dan telekomunikasi pesawat.Â
Namun, itu hanya tindakan pengamanan dan tidak terlalu diperlukan dan sampai saat ini, belum ada catatan kecelakaan pesawat yang diakibatkan karena penggunaan ponsel.
Jaringan 5G dipastikan tidak akan mengganggu peralatan di pesawat, Komisi Eropa akan mengaktifkan pita 5G dengan sinyal yang dipancarkan langsung dari kokpit dengan frekuensi 4,2-4,4 GHz.
Namun, sistem jaringan 5G hanya akan bekerja pada ketinggian tertentu dan kondisi cuaca yang mendukung. Pada saat cuaca buruk, pilot dapat meminta pengguna untuk mematikan ponsel kapan saja jika dirasa perlu guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dilansir dari situs euronews.com (21/12), Thierry Breton adalah seorang Komisaris Pasar khusus Pedalaman Eropa mengatakan, "Jaringan 5G akan menciptakan layanan yang sangat inovatif untuk semua orang dan menciptakan peluang pertumbuhan bagi perusahaan teknologi Eropa termasuk di dunia penerbangan."
Seperti yang diketahui, teknologi 5G ini dipancarkan langsung dari kokpit dengan menggunakan teknologi paling canggih yang disebut "Sel Pico". Jadi, langit bukan lagi penghalang untuk koneksi Internet berkecepatan tinggi 5G.
Jenis peralatan yang dipasang di pesawat ini akan memungkinkan penumpang terhubung ke broadband 5G melalui jaringan satelit. Dari sana, mereka dapat mengarahkan panggilan, pesan, dan data dari jaringan ke perangkat elektronik pribadi.
Namun, penumpang mungkin tidak dapat menggunakan layanan ini secara gratis. Meskipun sebenarnya Wi-Fi dalam penerbangan telah diizinkan sejak 2008 dan juga tidak gratis. Dan kemudian penggunaan Wi-Fi kembali dilarang sejak terjadinya beberapa kasus kecelakaan pesawat.
Perusahaan jaringan seluler dan maskapai penerbangan mungkin membebankan tarif khusus kepada pelanggannya, karena konektivitas yang ia gunakan melibatkan koneksi ke jaringan dari berbagai negara yang menyebabkan biaya roaming.Â
Keputusan untuk menghapus mode pesawat dan membangun jaringan 5G telah menjadi kontroversi, maskapai raksasa AS telah mengirim surat bersama kepada regulator penerbangan dan Gedung Putih memperingatkan bahwa jika operator mengaktifkan jaringan 5G di dekat bandara, mereka dapat membahayakan keselamatan ribuan penerbangan maskapai.
Menurut mereka, frekuensi yang digunakan jaringan 5G dapat mengganggu frekuensi yang digunakan pesawat untuk mengukur ketinggiannya, yang dapat menyebabkan kekacauan sistem radar dan bahkan dapat mengalami kecelakaan fatal.
Dilansir dari bbc.com (21/12),Glenn Bradley yang menjabat sebagai Kepala Operasi Penerbangan di Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengatakan bahwa rencana untuk mengaktifkan sistem 5G akan beroperasi pada pita frekuensi yang lebih tinggi, oleh karena itu tidak akan mempengaruhi sistem pesawat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H