Tren metaverse memang saat ini sedang dipuncak kejayaannya, dan sangat sulit untuk di bendung keberadaannya mengingat batasan metaverse kini sudah meranah kedalam dunia pendidikan dan bahkan dunia kerja.
Sebagai seorang mahasiswa pastinya sangat dituntut mengikuti era teknologi dalam pembelajaran, mengingat beberapa perusahaan juga sudah menerapkan teknologi terbaru di perusahaan mereka guna menunjang kinerja dan kualitas perusahaan.
Jadi saat ini tidak mungkin lagi kita mundur kebelakang untuk menggunakan teknologi jadul, ataupun hanya mengandalkan buku dan pena saja.Â
Penggunaan dunia virtual atau disebut dengan metaverse saat ini sudah mulai menjamur di beberapa instansi, perkantoran, universitas bahkan di persekolahan International.
Sebenarnya, saat ini kita sudah memasuki era digitalisasi saat proses belajar mengajar yaitu menggunakan video konfrensi secara online baik itu menggunakan platform zoom, skype atau sejenisnya.
Awalnya memang terasa asing untuk dilakukan apalagi jika orang tua gagap teknologi cgaptek, maka akan kesulitan untuk membimbing anak-anaknya mengikuti sekolah online.
Namun saat ini belajar online bukalah hal sulit lagi bagi anak SD (sekolah dasar) maupun SMA (sekolah menengah atas), dan orang tua yang dulunya gaptek kini sudah melek teknologi dan yang luar biasa lagi adalah kakek nenek pun kini lihai menggunakan smartphone.
Inilah bukti magis teknologi saat ini yang mampu memaksa orang dari semua kalangan umur untuk belajar menggunakan teknologi termasuk teknologi metaverse yang sedang tren saat ini.
Maka dari inilah saya katakan kemajuan teknologi tidak dapat dibendung lagi keberadaannya, saat ini tidak ada kata alternatif untuk menghindari kemajuan teknologi karena sudah merambat ke dunia pendidikan dan pekerjaan.
Apakah Anda sudah siap memasuki era metaverse salah satunya adalah kuliah metaverse yang saat ini sudah di tetapkan beberapa universitas ternama salah satunya adalah Oxford university, Inggris.
Mungkin Anda bertanya-tanya, university luar negeri kok disamakan dengan universitas Indonesia? Jawaban ini pastinya ada di dalam pikiran kita masing-masing.Â
Saat pandemi memporak-porandakan dunia termasuk Inggris dan Indonesia, para mahasiswa di Oxford university maupun universitas luar negeri lainnya menerapkan kuliah online menggunakan Skype.
Saat kuliah online mulai dilirik dunia pendidikan dan pekerjaan maka pengembang aplikasi banyak meluncurkan aplikasi video konfrensi gratis atau pengguna tidak perlu membayar sedikitpun seperti zoom, webex meeting, Microsoft teamdan Skype.
Sama halnya dengan metaverse yang lambat laun pasti penggunaannya gratis, meskipun saat ini memiliki beberapa fitur berbayar dalam mata uang crypto.
Namun, segala bentuk pembelajaran bahan praktikum misalnya diagram mesin mobil 3D dan sejenisnya, bahan praktikum kedokteran dikabarkan akan berbayar. Dan penggunaan bahan praktikum ini sepertinya akan di tanggung pihak universitas bukan mahasiswa.
Tugas mahasiswa adalah mempelajari skema mesin tersebut, seperti belajar tatap muka dimana universitas telah menyediakan mesin mobil tertentu untuk di pelajari mahasiswanya.
1. Peralatan metaverse yang dibutuhkan
- Kacamata Virtual Reality (VR) Augmented Reality (AR) perangkat ini membantu pengguna berkomunikasi secara realitas dan virtual. Â
- Teknologi grafis multi-dimensi
- Â Aplikasi simulasi AI
- Smartphone
-Â Dan pembelian beberapa item dalam metaverse.
2. Masa Depan Metaverse dalam dunia Pendidikan
Metaverse memiliki potensi mewujudkan pendidikana yang bermutu dan komprehensif, namun belum banyak yang dapat memanfaatkan teknologi ini mengingat biaya peralatannya cukup mahal.Â
Di ruang Metaverse, seorang guru atau dosen dapat menciptakan dunia metaverse pendidikan sendiri untuk kegiatan mengajar.
Dengan penggunaan realitas virtual (VR) dalam hal biaya peralatan, pengguna dapat melihat isi dunia dalam bentuk hologram virtual, yang diproyeksikan dari layar kacamata VR, AR.
Pendidikan Metaverse kemungkinan besar adalah salinan langsung dari apa yang biasa di gunakan di kehidupan nyata, kemudian pembelajaran ini dirubah menjadi virtual sedemikian rupa agar mudah dipelajari para mahasiswa.Â
Kuliah Metaverse ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar, memahami, pelajaran dengan mudah. Perlu untuk diketahui, metaverse tidak akan menghilangkan konsep belajar tatap muka atau menghapus sosok seorang guru melainkan untuk mempermudah guru maupun dosen melakukan aktivitas belajar mengajar saja.
Kehadiran kuliah metaverse ini bukanlah ancaman bagi tenaga pengajar terutama dosen, jadi kurikulum metaverse ini sangat penting untuk dilaksanakan.
Seperti penjelasannya saya diatas, kuliah metaverse hanya sarana belajar mengajar secara virtual dan dapat dilakukan dari mana pun tampa harus di dalam ruangan kelas perkuliahan.
Meskipun metode pembelajaran atau kuliah metaverse sangat populer saat ini, peran seorang dosen juga sangat dibutuhkan di kehidupan nyata. Mengingat, dengan adanya staf pengajar di kehidupan nyata dapat membangun mental dan karakter mahasiswa.
Berbeda dengan kuliah metaverse yang hanya mengandalkan kecanggihan teknologi namun tidak bisa membangun karakteristik mahasiswa untuk menentukan jati dirinya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H