Sementara itu, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kehati-hatian dalam mengambil keputusan untuk mengecualikan Rusia dari G20. Dia menekankan bahwa KTT G20 adalah tempat berkumpulnya untuk kerja sama ekonomi dan bukan arena politik.
Indonesia harus menjadi penyeimbang hubungan antar kekuatan dunia termasuk hubungan Rusia Indonesia dan Indonesia dengan Ukraina. Jadi, Jokowi harus bijaksana dalam mengambil keputusan mengenai keikutsertaan Rusia di KTT G20 Bali bulan November 2022 mendatang.
Untuk melakukan pengecualian Rusia dari G20 juga membutuhkan persetujuan dari anggota lain, dan secara umum India dan Cina pasti menolak pengecualian Rusia karena kedua negara ini sama-sama memiliki hubungan dekat dengan Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menyebut Rusia adalah anggota penting di kelompok ini, dan sejatinya tidak ada anggota yang berhak mencabut hak keanggotaan negara lain dari G20.
Negara-negara G7 telah mulai membahas bagaimana mengatasi permasalahan ini, agar tidak ada penolakan negara tertentu dikemudian hari.
KTT G20 ini dibentuk pada tahun 1999 dan saat itu G20 melakukan pertemuan puncak tahunan setelah krisis keuangan global di tahun 2008. Kelompok G20 ini telah menyumbang sekitar 80% dari PDB global, sambil mengoordinasikan tantangan umum lainnya seperti perubahan iklim dan kemiskinan di dunia.
Namun, krisis saat ini di Ukraina sedang menguji kemampuan G20 untuk menanganinya. Meskipun Rusia ada di dalam keanggotaan ini, bukan berarti bisa menolak niat G20 untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Ukraina pasca invasi militer Rusia.
Presiden Jokowi mengatakan KTT tahun ini akan fokus pada tema-tema utama, seperti arsitektur kesehatan global yang lebih kuat, transisi ke energi terbarukan, dan transformasi ekonomi digital.
Namun menurut beberapa pengamat, jika KTT G20 ini tidak bisa lepas membahas kondisi Ukraina. Karena misi dari G20 adalah untuk membantu dunia dalam hal ekonomi dan kesehatan.
Namun sepertinya Menteri Luar Negeri Cina "Wang Yi" mendukung Indonesia untuk menghindari kericuhan agar agenda G20 dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Maka dari itu pembahasan tentang Konflik Ukraina di pertemuan mendatang sebaiknya dibahas tidak terlalu jauh.
Kelemahan G20 mencerminkan kelemahan dunia. Jika kita menganggap G20 sebagai forum di mana negara-negara dengan nilai yang berbeda dapat duduk bersama untuk membahas perbedaan mereka, itu sudah efektif dan benar.