Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Banyak Salah Kaprah, Kenali Yuk Perbedaan TV Digital dengan Parabola

18 Maret 2022   22:31 Diperbarui: 18 Maret 2022   22:52 7168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi era tv digital | (aset: tekno.kompas.com)

Sejak pemerintah mulai menerapkan era TV digital atau menggunakan STB (Set Top Box), banyak perbincangan bahkan perdebatan ditengah masyarakat awam yang biasa menggunakan TV analog dalam artian masih menggunakan antena biasa UHF (Ultra High Frequency) untuk menangkap siaran FTA (Free To Air) dengan boster untuk mendapatkan gambar yang lebih jernih.

Karena ada kesalahan informasi mengenai era TV digital membuat warga kurang mampu keberatan beralih ke TV digital dan memilih bertahan menggunakan antena analog, apa yang membuat para warga kurang mampu menolak program tersebut?. 

Jawabannya, karena ada rumornya setiap pengguna TV digital harus membeli antena parabola yang harganya cukup fantastis mulai dari 350-600-an tergantung wilayah masing. Kalau daerah saya di kabupaten Batu Bara, antena C-Band satu setnya 550 ribu lain upah pasangnya.

Inilah yang membuat para warga di tempat saya merasa keberatan beralih ke TV digital, karena kurangnya informasi terkait cara penggunaan TV digital yang saat ini menjadi program pemerintah membuat masyarakat awam mudah termakan informasi ngawur.

Jadi jangan salah kaprah, program TV digital yang dicanangkan pemerintah tersebut tidak menggunakan antena parabola seperti yang di gosipkan, TV digital tetap masih menggunakan antena biasa atau antena UHF sebagai penerima sinyal dan STB (Set Top Box) berfungsi sebagai penangkap data, suara dan gambar dengan sistem modulasi dan sistem kompresi berbasis digital.

Kemampuan STB TV digital ini sama fungsinya seperti receiver/STB parabola pada umumnya, jadi gambar yang dihasilkan STB sangat jernih dan bebas semut meskipun frekuensi yang ditangkap antena UHF lemah, STB TV digital ini akan melakukan pemrosesan sinyal elektromagnetik yang ditangkap agar gambar yang ditampilkan jernih dan lancar. 

Dan kelemahannya hampir sama dengan receiver parabola, jika sinyal dari TV digital lemah mungkin akan terjadi lag atau siarannya putus-putus atau lemot.

Namun, tetap perhatikan kondisi, posisi dan arah antena UHF menghadap dengan benar agar STB lebih stabil menangkap sinyal yang diterima antena analog.

STB TV digital ini sebenarnya mirip booster TV analog kalau di pedesaan, yang berfungsi untuk menguatkan penerimaan sinyal. Hanya saja booster tidak mampu mengkompresi modulasi sinyal UHF menjadi gambar yang jernih layaknya TV parabola.

Dan harga TV digital tidak mahal kok dan hampir sama harganya dengan booster TV analog, seandainya STB tidak sampai dibagikan secara gratis ke daerah Anda masing-masing.

Berikut perbedaan TV digital dengan TV Parabola;

1. TV digital:

- Tidak perlu menggunakan antena parabola, cukup menggunakan antena analog UHF.

- Siarannya sangat banyak dibandingkan TV menggunakan booster.

- Gambar lebih jernih dan dipastikan tidak akan berbintik-bintik (bersemut) jika posisi antena pas. Dan kualitas gambar masih menggunakan SD (small definition)

- Semua siaran gratis sama seperti biasanya atau tidak perlu berlangganan, dan tidak adanya siaran yang di acak atau sensor seperti siaran olahraga sepakbola, MotoGP, dll.

-  Harga STB sangat murah dibandingkan STB parabola.

2. TV Parabola

- Harus menggunakan antena parabola C Band/ Ku Band / S Band.

- Siarannya jauh lebih banyak dibandingkan TV digital apalagi jika berlangganan TV satelit.

- Gambar lebih jernih dibandingkan TV digital karena parabola sudah mengusung siaran HD (high definition).

- Sebagian siaran gratis, dalam tidak semua siaran FTA yang ada di TV digital gratis di TV parabola. Dan jika ingin menonton siaran bola atau olahraga lainnya harus berlangganan terlebih dahulu.

- Harga STB lebih mahal, semakin bagus gambar yang ditangkap receiver/STB semakin mahal pula harganya, dan STB parabola memiliki kemampuan dan kelebihan masing-masing.

Dan itulah beberapa perbedaan antara TV digital dengan TV parabola, jadi jangan takut lagi untuk beralih ke TV digital.  Meskipun tidak secanggih kualitas gambar TV parabola akan tetapi kenyamanan dalam menonton di TV digital sudah sangat nyaman dengan gambatnya yang jernih.

Apakah nanti beberapa siaran olahraga akan disensor atau di acak di TV digital?

Untuk siaran khusus atau siaran olahraga tidak akan pernah di sensor di TV digital, alasannya TV digital masih menggunakan antena analog UHF yang menangkap transmite frekuensi siaran dari udara dan tidak langsung ke satelit. Jadi, sangat mustahil mengubah transponder siaran di TV digital.

Dan inilah kelebihan dari TV digital yang tidak perlu menggunakan satelit sebagai pemancar siaran, karena STB TV digital hanya mengkompresi frekuensi menjadi gambar dan suara yang jernih.

Dan kelemahan dari TV digital hanya ada dua poin dibandingkan dengan antena parabola, apa itu? 

1. Tidak bisa menangkap siaran luar negeri, akan tetapi siaran TV lokal daerah lain kemungkinan akan dapat di tangkap. Misalnya TV lokal Palembang, Deli TV, TV lokal Palembang Pal TV, siaran lokal Jakarta JakTV dan lainnya.

Inilah kelebihan TV digital yang digadang-gadang dapat menangkap banyak siaran selagi frekuensi UFH masih bisa ditangkap antena analog

2. Kualitas gambar TV digital tidak bisa HD seperti yang ada di TV parabola saat ini, jadi detil gambar lebih tajam dan nyaman di tonton dari jarak jauh.

Meskipun demikian, beralih ke TV digital lebih baik dibandingka menggunakan TV analog yang mengandalkan booster. 

Semoga tulisan ini dapat mengedukasi para pembaca, dan juga dapat membuka wawasan untuk lebih cermat menerima informasi seputar teknologi TV digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun