Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tendangan Penalti Kepa Arrizebala Persis Kejadiannya dengan "Si Kaki Emas" Film Shaolin Soccer

28 Februari 2022   10:21 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:14 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Kepa murung saat gagal eksekusi pinalti kegawang Liverpool | (aset: bola.kompas.com)

Liverpool keluar sebagai pemenang piala Carabao Cup setelah menang lewat tendangan adu pinalti 10-11, dan pertandingan ini berhasil menghibur para penikmat sepak bola di dunia. Meskipun membuat para pendukung Chelsea harus kecewa setelah gagal menyabet gelar juara Piala Liga musim 2021/2022.

Kekalahan ini bukan berarti permainan Chelsea buruk melainkan karena kedua tim ini memang memiliki over power dan permainan yang sangat baik, Liverpool juga tampil sangat impresif dan kerap menabur ancaman ke lini pertahanan Chelsea.

Pada judul diatas saya "Tendangan Pinalti Kepa Arrizebala Persis Kejadiannya Dengan "Si Kaki Emas" Film Shaolin Soccer"

Saya memberikan judul tersebut karena kasus dan kejadian tendangan penentu di saat adu pinalti yang dilakukan Kepa Arrizebala ini persis seperti saat Si Kaki Emas mengeksekusi tendangan pinalti penentu kemenangan gagal. 

Dimana bola yang di tendang si Kaki Emas ini melenceng jauh ke udara dan mengarah ke tribun penonton, dan ini juga dilakukan oleh Kepa saat di percaya mengambil eksekusi pinalti ke-11 Chelsea.

Perbedaan antara Kepa dan si Kaki Emas sih hanya film dan realita, disatu sisi tendangan si Kaki Emas tersebut memang disengaja karena menerima suap sedangkan Kepa memang tidak terbiasa melakukan tendangan pinalti dan terbiasa menendang lambung bola agar jangkauannya jauh.

Paman Tat si Kaki Emas di film Shaolin Soccer | (aset: kompas.com)
Paman Tat si Kaki Emas di film Shaolin Soccer | (aset: kompas.com)

Untuk melihat aksi si Kaki Emas ini bisa nonton film lawas yang berjudul "Shaolin Soccer" yang di bintangi Stephen Chow sebagai si kaki Besi dan Paman Tat sebagai si Kaki Emas.

Adegan si Kaki Emas ini ada di awal film jadi sangat mudah dilihat tanpa harus mengikuti alur ceritanya hingga habis, meskipun ia gagal membawa timnya juara karena eksekusi pinaltinya gagal. Namun, si Kaki Emas berhasil membawa tim asuhannya menjuarai turnamen bergengsi di negaranya.

Dan mungkin saja Chelsea bisa keluar sebagai juara liga Champion musim ini setelah mengalami kegagalan di piala Carabao, pertandingan ini juga merupakan pertarungan taktik yang seimbang antara Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp.

Harus di akui jika kedua tim memberikan pertandingan yang sangat menarik dan tim yang berjuluk "The Kop" dan Chelsea yang berjuluk "The Blues" ini merupakan pertandingan spektakulernya serasa final liga champions.

Dan mungkin ini menjadi laga yang sangat menegangkan di dunia musim ini, karena saat adu pinalti semua pemain berhasil menjalankan tugasnya selain kiper Chelsea Kepa Arrizebala.

Liverpool dan Chelsea sama-sama menunjukkan kualitasnya sebagai tim tangguh di Eropa, persaingan mereka di liga Inggris dan liga champions juga masih menyisakan sejumlah kisah.

Yang artinya kemungkinan mereka akan bertemu kembali di liga champions dan saling menunjukkan kemampuan masing-masing, dan pastinya ini merupakan ajang harga diri dan balas dendam yang sangat menarik jika mereka berdua bertemu kembali di liga champions.

Kai Havertz dan Azpilicueta menjadi pemain kunci yang luar biasa menurut pandangan saya, dan ini juga rotasi yang luar biasa dari sag maestro Thomas Touchel dalam meracik permainan yang solid.

Dan pada menit ke-30, Liverpool njuga berhasil membuat shock para penggemar setelah serangan mematikan Keita. Beruntung kiper Chelsea Mendy berhasil menghalaunya. Selanjutnya serangan Liverpool yang hadir dari Mane juga mengancam pertahanan da lagi-lagi Mendy tampil gemilang dan berhasil membaca arah bola.

Menjelang babak pertama berakhir, Chelsea melakukan serangan balik dengan kerja sama antara Havertz dan Mount, namun sayangnya tendangan masih jauh dari harapan.

Memasuki babak kedua, Chelsea langsung bermain agresif dan di awal menit pertama babak kedua Chelsea langsung mendapatkan peluang. Namun, mereka tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut.

Tidak ingin tertekan, Liverpool kembali mencoba menguasai permainan dan melakukan serangkaian serangan dan manuver, namun lagi-lagi para pemain Liverpool tidak mampu mencetak gol.

Meskipun ada beberapa gol yang di anulir oleh video assistant referee (VAR) dan kedua tim juga bermain imbang di waktu normal dan di babak tambahan 15X2 pun skor tetap 0-0. Dan pertandingan pun dilanjutkan dengan drama adu pinalti.

Disini terjadinya banyak momentum bagi kedua tim dimana para pemain harus siap-siap memiliki mental sebagai eksekutor pinalti, jika tidak maka akan terjadi demam panggung yang berakibat fatal bagi tim. 

Namun, ternyata kesiapan mental dan teknik eksekusi kiper Liverpool lebih siap dibandingkan kiper Chelsea Kepa Arrizebala, dan ini merupakan pelajaran berharga bagi pelatih Thomas Tuchel dalam mempersiapkan mental kiper dalam mengambil tendangan pinalti di kedepan harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun