Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengingat Kembali Investasi Bodong dan Penipuan "Sistem Downline" Era 2008-an

19 Februari 2022   11:42 Diperbarui: 26 Februari 2022   11:05 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi investasi bodong | (aset: money.kompas.com)

Mbak pirang kemudian menyarankan agar bisa diatas 100 downline-nya, saya pun dibujuknya untuk meminjam modal awal dari keluarga terlebih dahulu dan bla..bla..bla.. lainnya.

Saat saya bertanya, berapa lama batas investasi bisa ditarik "mbak Pirang berkata, diatas dua tahun ya pak" untuk bunga investasi tergantung pasar saham, nanti kalau sudah terkumpul 100 juta kita akan uang tersebut dikelola trader pak.

Sebelum uang nasabah terkumpul hingga 100 juta, maka uang tersebut akan disimpan di perusahaan siluman dan saat terkumpul baru bisa di trading-kan.

Karena sudah tidak ada yang beres di sini kemudian saya memutuskan tidak mengambil kesempatan tersebut dan pamitan keluar.

Kemudian saya langsung turun dan keluar dari ruang jebakan Batman tersebut, dan membuang bet dan KTA bodong tersebut. Apesnya niat cari uang malah keluar uang Rp 257.000, betapa sialnya di saat itu.

Beruntung dijaman tersebut media sosial belum terkenal hanya sebatas friendster saja dan Mirc jadi tidak bisa di viralkan.

Saat pulang ke kost kemudian saya meratapi kebodohan saya, dan berpikir bagitu banyak orang yang mendaftar setiap harinya. Jika ada sekitar 50-an orang datang dikalikan Rp 250.000 sudah dapat sekitar Rp 12.500.000 dari hasil menipu.  

Mau melapor juga tidak ada gunanya karena trik mereka menjual bet dan KTA dengan harga selangit, dan setelah beberapa bulan ada rumor tentang uang investasi lenyap dibawa kabur oleh mereka.

Dan dugaan saya pun benar jika lowongan pekerjaan dan investasi mereka tersebut adalah bodong. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun