Carletto adalah tipikal pelatih yang suka cari aman dalam setiap pertandingan, ia terlalu takut mempercayakan posisi utama pada pemain cadangan. Dan disatu sisi Carletto sala satu pelatih yang takut dalam melakukan rotasi dalam pertandingan jika posisi pertandingan imbang, seperti pada kejadian melawan Bilbao di Piala Raja Spanyol.
Semestinya Ancelotti bisa melakukan manuver dengan mengganti Vinicius dengan Eden Hazard, dan menarik Toni Kroos dan memasukkan Gareth Bale. Dan Asensio jadi striker tunggal atau menjadi formasi 4-2-3-1 menggantikan formasi 4-3-3.
Apakah Carlo Ancelotti akan menerapkan strategi yang mandul tersebut saat menghadapi PSG yang notabenenya memiliki kecepatan dan manuver tajam dari kedua sayap?
Ya rasa, Ancelotti sudah belajar dari kesalahannya saat bertemu Bilbao. Tapi lucunya saat bertemu dengan Granada dan Villarreal lagi-lagi Ancelotti menerapkan strategi yang sama yaitu berfokus dari sisi tengah padahal Real memiliki 4 pemain gelandang sayap.
Ya, mungkin saja Ancelotti takut terkena serangan balik, karena posisi pemain sedang berada di atas atau di pertahanan lawan. Ini merupakan pendapat saya sih mungkin berbeda dengan pengamatan para sobat lainnya.
Pelatih PSG Pochettino juga tidak bisa dianggap remeh oleh Ancelotti, dalam hal taktik sebenarnya Pochettino lebih unggul dibandingkan Ancelotti.Â
Kemungkinan besar Pochettino akan menerapkan strategi tipikal menyerang dan menyerang, karena ia sadar jika Ancelotti merupakan pelatih yang penakut ditambah lagi nasibnya yang terancam dari kursi kepelatihannya.
Pochettino lebih tenang dan sangat berani melakukan rotasi di tengah pertandingan, yang pastinya ia akan memperhatikan dengan baik segala celah dan kelemahan di semua lini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H