Laga semifinal leg pertama antara Singapura melawan Indonesia saat ini menjadi perbincangan yang menarik bagi para penikmat sepak bola tanah air.
Diluar perkiraan, Singapura ternyata mampu mengimbangi tempo permainan cepat yang disajikan para pemain Indonesia. Â
Baik pelatih Tatsuma Yoshida maupun Shin Tae yong sama-sama menggunakan formasi bertahan ala "Parkir Bus."Â
Tim asuhan Yoshida sebenarnya bermain bertahan saat di awal-awal babak pertama, karena pelatih menyadari jika pemain Singapura akan sulit mengimbangi kecepatan para pemain tim Garuda.
Karena pelatih Shin Tae yong biasanya akan menerapkan strategi pressing di tiga puluh menit awal babak pertama. Karena taktik ini digunakan Shin untuk mendapatkan gol terlebih dahulu dan kemudian bermain aman di menit selanjutnya.
Dugaan pelatih Tatsuma Yoshida pun sangat benar, dimana tim Indonesia sangat gencar melakukan pressing dan percobaan-percobaan umpan terobosan.
Karena banyaknya gempuran dari para pemain Indonesia membuat para pemain lini belakang Singapura kewalahan dengan aksi dribbling dan operan cantik antara pemain Indonesia.
Karena Indonesia memiliki gelandang lincah "Witan Sulaeman" akhirnya formasi bertahan tim asuhan Yoshida pun mampu di patahkan oleh Witan Sulaeman.
Pada menit ke-28, Witan Sulaeman berhasil mencetak gol ke gawang Singapura yang dijaga oleh Sunny berkat kerjasama luar biasa dengan menggunakan taktik umpan one-two dengan rekannya Bahar.
Witan menjadi perhatian karena ia memiliki kecerdikan dan timing yang luar biasa, dimana ia berhasil megolongi bola dari kaki bek Singapura untuk memberikan operan bola kepada Bahar.